Kasus Corona di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) melonjak tajam beberapa pekan terakhir. Situasi ini berdampak pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Daeng naik jadi level 3.
Kebijakan Penetapan level PPKM level 3 di Makassar berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 11 Tahun 2022. Kebijakan ini mulai berlaku pada 15-28 Februari 2022, dimana pembatasan kegiatan masyarakat semakin diperketat.
Data terakhir Satgas COVID-19 melaporkan 743 tambahan kasus baru di Kota Makassar, pada Rabu (16/2/2022) angka kumulatif Corona mencapai 3.064 orang terkonfirmasi positif atau naik tiga kali lipat dibanding 195 kasus pada hari sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenaikan PPKM Level 3 Kota Makassar dipicu lonjakan COVID. Selain itu, cakupan vaksinasi yang ditetapkan pemerintah pusat ke daerah juga belum mampu dipenuhi Kota Makassar.
"Iya, (penetapan level PPKM mengacu pada) level transmisi dan status vaksinasi," beber Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar, Adi Novrisa, Selasa (15/2/2022).
Dalam Inmendagri terbaru, ditetapkan dimana level PPKM kabupaten/kota dinaikkan satu level apabila capaian total vaksinasi dosis dua kurang dari 45 persen. Lalu vaksinasi lanjut usia di atas 60 tahun dosis satu kurang dari 60%.
Data Satgas COVID-19, vaksinasi dosis dua Kota Makassar sudah mencapai 68,50 persen pada Rabu (16/2/2022). Hanya, vaksinasi lansianya yang belum memenuhi target, dengan realisasi 49,62%.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto Danny mengimbau kembali agar warga taat protokol kesehatan untuk mencegah penularan Corona. Warga juga diminta menyelesaikan tahapan vaksinasi hingga ke tingkat booster.
"Saya kira kita tetap tidak boleh langgar prokes, prokes tetap jalan semua harus prokes dan vaksinasi. Vaksinasi (dosis pertama) kita menjelang 92 %, sekarang naik terus. Saya suruh genjot terus termasuk dosis lengkap," jelas Danny.
Menurutnya, lonjakan kasus Corona Makassar sudah diprediksi akan terjadi di tengah gelombang ketiga COVID. Efek dari kenaikan kasus secara nasional akibat penyebaran varian Omicron.
"Kalau kita liat riwayat (penyebaran), Omicron itu berasal dari orang luar, (di mana) 4 orang pertama di RS Daya itu dari Jawa Barat dan Jakarta yang tugas di Makassar. Itu awalnya," kata Danny, Rabu (16/2/2022).
Danny juga menilai Kota Makassar kini jadi episentrum penularan COVID-19. Alasannya karena Makassar menjadi pintu masuk warga daerah lain ke Provinsi Sulsel.
"Jadi semua ini adalah konsekuensi kota terbuka. Dengan frekuensi mobilitas tinggi risikonya seperti itu," tutur Danny.
Sementara Kasus COVID-19 di Sulsel secara umum mengalami kenaikan tiga kali lipat hari ini dengan total tambahan 1.181 kasus. Kumulatif kasus aktif di Sulsel kini mencapai 4.833 orang.
Laporan Satgas COVID Sulsel, Rabu (16/2) menunjukkan tambahan kasus aktif sebanyak 1.181 berbanding 330 kasus pada hari sebelumnya. Total keseluruhan kasus positif COVID-19 di Sulsel kini mencapai 115.327 kasus dengan 108.240 orang di antaranya sembuh. Sedangkan kasus meninggal tercatat 2.254 orang.
Kawasan Mamminasata tercatat masih menjadi episentrum penyebaran COVID-19 di Sulsel. Kota Makassar menjadi penyumbang terbesar dengan 743 kasus baru, disusul Kabupaten Gowa dengan 102 kasus baru, Kabupaten Maros 57 kasus baru, dan Takalar 21 kasus baru.
"Tingkat penularan varian Omicron itu 6 kali lebih banyak dibanding varian Delta. Makanya laju kasus cukup cepat," ungkap Arman kepada detikcom, Rabu (16/2).
(hmw/nvl)