Heroik Pria Jateng Selamatkan Buaya Terbelit Ban Bertahun-tahun di Palu

Sulteng

Heroik Pria Jateng Selamatkan Buaya Terbelit Ban Bertahun-tahun di Palu

Tim detikSulsel - detikSulsel
Sabtu, 12 Feb 2022 19:33 WIB
Seekor buaya liar yang terjerat ban bekas sepeda motor masuk ke dalam air di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (29/9/2019).
Foto: ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH
Palu -

Pria asal Jawa Tengah (Jateng) bernama Tili (34) berhasil mencuri perhatian dunia internasional karena menangkap buaya berkalung ban legendaris di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Karena aksi Tili, penderitaan buaya 5,2 meter karena leher terlilit ban sejak 2016 itu akhirnya berakhir.

Dalam video beredar, Senin (7/2/2022), tampak warga melepaskan ban yang membelit di leher buaya tangkapan Tili. Terlihat warga menggergaji ban secara perlahan agar bisa melepaskannya dari leher buaya.

Saat menggergaji, warga melapisi ban dengan belahan bambu agar gergaji tak bergesekan langsung dengan kulit buaya. Tak butuh waktu lama, ban itu akhirnya terpotong dan dilepaskan dari leher buaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Awal Tili Bebaskan Buaya Berkalung Ban

Tili merupakan pria asal Sragen, Jateng dan baru lima bulan berada di Kota Palu. Suatu waktu, Tili mendengar cerita warga soal buaya berkalung ban sehingga dia langsung bertekad menolong buaya itu.

"Saya di Palu baru 5 bulan, jadi saya tidak tahu kalau buaya itu diburu orang karena terjepit ban (di lehernya)," ujar Tili kepada wartawan di Palu, Selasa (8/2).

ADVERTISEMENT

Saat pertama kali meminta diantar ke lokasi buaya berkalung ban, tak ada warga yang percaya Tili bisa menangkap buaya itu. Namun Tili tetap mendatangi lokasi buaya berkalung ban.

Saat pertama datang, Tili tak langsung melakukan penangkapan. Dia lebih dulu melakukan sejumlah pendekatan dengan buaya dalam kurun waktu tiga minggu.

Selama proses pendekatan dengan buaya, Tili mengaku hampir setiap hari bertemu dengan buaya berkalung ban. Dia juga mengaku pamit ke penghuni Sungai Palu.

"Saya pamit dengan penghuni Sungai Palu, minum air sungai dan berenang sehingga diberikan kemudahan," katanya.

Tili juga mengaku menyiapkan sejumlah umpan dengan cara memberi makan buaya dengan burung, bebek, dan ayam. Ritual memberi makan buaya dengan unggas juga dilakukannya saat malam Jumat.

Setelah segala macam persiapannya tuntas, Tili mulai menyiapkan tali untuk menjerat buaya tersebut. Hanya dengan tiga kali percobaan, Tili menangkap buaya tersebut.

"Alhamdulillah jeratan saya 3 kali kena, 2 kali putus, 1 kali tidak," tuturnya.


Sosok Tili Penyayang Satwa

Tili mengatakan, dirinya memang penyayang satwa sehingga merasa kasihan dengan kondisi buaya legendaris di Palu yang lehernya terjepit ban. Tili yang memang memiliki pengalaman menangkap burung, ular, hingga buaya di tanah Jawa memutuskan untuk menolong buaya di Palu.

"Saya merasa kasihan dengan buaya (di Palu), lihat ban seperti mencekik lehernya," katanya.

"Saya cuma tidak suka saja ada binatang terjepit (ban di lehernya). Saya memang pengalaman menangkap burung, ular, hingga buaya di Jawa," lanjut Tili.

Tili kemudian berharap pemerintah setempat mengizinkannya membesarkan buaya itu. Dia mengaku ingin memiliki kenang-kenangan dengan buaya itu.

"Itu kenang-kenangan saya berenang dengan anak buaya, kalau sudah besar mau dilepaskan saya ikhlaskan, tapi biarkan saya rawat dulu di dalam kamar saya," imbuhnya.




(hmw/nvl)

Hide Ads