Meskipun memiliki banyak keuntungan, petahana sering kalah karena masyarakat Jakarta lebih memilih pemimpin yang mampu melayani dan beradaptasi dengan harapan.
Dengan mempertimbangkan prinsip normatif dan temuan empiris tersebut, maka alasan transformasi perilaku memilih konsisten dengan langkah revisi UU Pemilu.