Waspada! Tembok Retak Bisa Jadi Tanda Bahaya, Begini Penjelasannya

Waspada! Tembok Retak Bisa Jadi Tanda Bahaya, Begini Penjelasannya

Danica Adhitiawarman - detikProperti
Selasa, 14 Okt 2025 10:15 WIB
Tembok dan Lantai Gedung DPRD Surabaya Retak
Ilustrasi tembok retak (Foto: Imam Wahyudiyanta)
Jakarta -

Dinding rumah yang mulai retak tentu bikin risih. Selain mengganggu tampilan rumah, retakan ternyata bisa jadi tanda adanya masalah pada struktur bangunan, lho.

Retakan tembok bisa muncul di rumah baru maupun lama, tergantung kondisi fondasi, material, dan lingkungan sekitar. Ada retakan yang aman, tapi ada juga yang berpotensi membahayakan. Yuk, kenali jenis dan penyebabnya supaya kamu bisa bertindak cepat sebelum makin parah!

Jenis-Jenis Retakan Dinding

1. Retakan Horizontal

Kalau kamu melihat retakan besar yang membentang horizontal, hati-hati. Jenis ini biasanya menandakan adanya pergerakan struktur atau kerusakan fondasi. Penyebab lainnya bisa karena pergeseran tanah atau air yang merembes ke dinding. Sebaiknya segera periksa ke tenaga ahli agar tidak berisiko bagi keamanan rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Retakan Diagonal

Retakan diagonal atau bergerigi biasanya muncul akibat kerusakan struktur, seperti tanah ambles, rayap, atau rusaknya kayu penyangga. Ini termasuk retakan serius dan harus segera diperiksa oleh profesional.

3. Retakan Vertikal

Jenis ini sering muncul di sudut antara dinding dan langit-langit. Umumnya disebabkan oleh ambles ringan atau penyusutan material. Kalau retakannya tidak melebar atau panjangnya bertambah, biasanya tidak berbahaya. Tapi jika mulai lembap atau muncul air, sebaiknya segera diperiksa.

ADVERTISEMENT

Penyebab Umum Dinding Retak

1. Rumah Baru

Retakan kecil di rumah baru adalah hal wajar karena material masih menyesuaikan diri. Namun, kalau retakannya terus muncul di tempat yang sama, sebaiknya konsultasikan ke kontraktor.

2. Rumah Tua

Rumah yang sudah berumur biasanya lebih sering mengalami retakan karena pergeseran fondasi atau kelembapan tinggi. Retakan kecil di bawah 0,8 cm umumnya aman, tapi kalau sudah lebih lebar, segera periksa penyebabnya.

3. Plester Menyusut

Plester yang cepat kering bisa menyusut dan menimbulkan retak halus. Solusinya mudah: tambal dan cat ulang, serta pastikan proses pengeringan dinding dilakukan perlahan agar tidak retak lagi.

4. Lembap dan Air Merembes

Kelembapan tinggi bisa membuat dinding retak dan berjamur. Ini sering terjadi saat musim hujan. Jika tidak segera diperbaiki, air bisa masuk ke celah dan memperburuk struktur dinding.

5. Retakan di Plafon

Plafon juga bisa retak akibat pergerakan struktur atau kelembapan tinggi. Cek apakah ada tanda-tanda lapisan plester terlepas atau rayap. Jika iya, segera perbaiki agar tidak ambruk.

6. Akar Tanaman

Pohon besar di dekat rumah bisa menyebabkan tanah ambles karena akar menekan fondasi. Solusinya, pangkas atau pindahkan pohon yang terlalu dekat dengan bangunan.

7. Gempa dan Pergerakan Tanah

Guncangan besar seperti gempa bisa menimbulkan retakan baru. Setelah gempa, periksa seluruh dinding, terutama bagian sudut dan fondasi rumah.

8. Tanaman Merambat

Tanaman rambat memang indah, tapi akarnya bisa menembus dan merusak lapisan luar dinding. Sebaiknya pasang teralis khusus agar tanaman tidak langsung menempel ke tembok.

Kapan Harus Khawatir?

Jika retakan terlihat makin panjang, lebar, atau disertai rembesan air, segera hubungi tenaga ahli bangunan. Retakan yang dibiarkan bisa berkembang jadi kerusakan struktural serius dan membahayakan penghuni rumah.

(das/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads