Suhu air ternyata cukup berpengaruh terhadap hasil saat mengepel lantai. Suhu air menjadi faktor tambahan selain penggunaan sabun dan pewangi.
Penentuan suhu air dalam mengepel juga bisa berpengaruh untuk membersihkan lantai dari debu, bakteri dan kuman yang tak kasat mata. Oleh karena itu, suhu pada air berpengaruh pada kebersihan saat mengepel lantai. Ada dua jenis suhu air, yakni dingin dan panas.
Lantas, mana yang lebih baik untuk mengepel lantai?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Air Panas vs Air Dingin, Mana yang Lebih Baik?
Mengutip dari Home Viable, penggunaan air panas ternyata lebih efektif membunuh kuman di lantai. Selain itu, air panas juga lebih mudah menghilangkan noda, lemak, dan kotoran yang menempel di lantai dibandingkan mengepel dengan air dingin.
Bahan pembersih lantai juga dapat bekerja lebih efektif jika dicampurkan dengan air panas.
Namun, tidak semua jenis lantai bisa terkena air panas karena sifatnya yang tidak begitu kuat untuk menahan suhu tinggi. Beberapa jenis lantai yang tidak bisa dibersihkan dengan air panas adalah lantai kayu, lantai vinyl, dan lantai yang dilaminasi.
Jenis-jenis lantai seperti ini lebih baik menggunakan air dingin saat mengepel.
Cara mengepelnya pun tidak sembarangan. Jenis lantai dari kayu, lantai vinyl, dan lantai yang dilaminasi cukup rentan terhadap air dan suhu yang lembap. Oleh karena itu, kamu perlu mengeringkan kain pel terlebih dulu agar saat mengepel tidak begitu basah.
Untuk jenis lantai yang mahal seperti marmer, penggunaan air panas sama sekali tidak masalah karena bahannya kuat menerima suhu tinggi.
Jika lantai rumah kamu memakai ubin, keramik dan porselen lebih disarankan memakai air dingin ketika hendak mengepel. Sebab, mengepel dengan air panas justru dapat merusak permukaan keramik.
Tips lain saat mengepel lantai adalah hindari menuangkan cairan pembersih terlalu banyak saat mengepel lantai vinyl. Cairan kimia yang terlalu banyak justru bisa merusak permukaannya.
(das/das)