Dalam Islam mengunjungi sanak saudara, teman, atau pun tetangga merupakan hal yang dianjurkan. Dengan bertamu kita dapat mengetahui kabar orang terdekat dan menyambung tali silahturahmi. Bahkan bagi pemilik rumah yang kedatangan tamu layaknya seperti kedatangan rezeki.
Namun, apabila saat itu pemilik rumah sedang tidak ada di rumah atau sedang tidak ingin menerima tamu, bagaimana hukumnya dalam Islam? Apakah berdosa bagi pemilik rumah menolak tamu?
Dilansir detikHikmah, dari Abu Musa Al-Asy'ary radhiallahu'anhu diriwayatkan dalam sebuah Hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda bagi tamu, apabila pemilik rumah tidak menjawab panggilan sampai tiga kali berarti mereka sedang tidak bisa menerima tamu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!'" (Hadits shahih. HR. Bukhari, no. 5891 dan Muslim, no. 2153).
Pada hadist lain, diriwayatkan tentang batas waktu seseorang boleh bertamu. Dalam hadist ini tetap menganjurkan pemilik rumah untuk memuliakan tamu selama berada di rumahnya. Namun, apabila pemilik rumah memiliki kepentingan sehingga tidak bisa menjamu tamu lebih lama, setelah 3 hari pemilik rumah boleh meminta tamu untuk kembali ke rumahnya sendiri.
Dalam riwayat Hadits Al Bukhari dan Ismail diriwayatkan sebagai berikut.
"Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya." Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?" Rasulullah SAW bersabda: "Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya." (Al Bukhari dan Ismail, 2011).
Dalam Surat Al-Ahzab ayat 5 Allah SWT diceritakan ada seorang tamu yang membuat Rasulullah SAW malu untuk memintanya pulang karena sudah terlalu lama bertamu.
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali jika kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu dipanggil maka masuklah dan apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mengganggu Nabi sehingga dia (Nabi) malu kepadamu (untuk menyuruhmu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak boleh (pula) menikahi istri-istrinya selama-lamanya setelah (Nabi wafat). Sungguh, yang demikian itu sangat besar (dosanya) di sisi Allah."
Dalam Islam, datangnya tamu sama saja seperti penghuni rumah tersebut sedang kedatangan rezeki. Hal ini diceritakan oleh Allah melalui kisah Nabi Ibrahin AS yang menerima kedatangan Malaikat di rumahnya sebagai 'tamu'.
"Maka, demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya (apa yang dijanjikan kepadamu itu) pasti akan nyata seperti (halnya) kamu berucap. Sudahkah sampai kepadamu (Nabi Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Cerita itu bermula) ketika mereka masuk (bertamu) kepadanya, lalu mengucapkan, "Salam." Ibrahim menjawab, "Salam." (Mereka) adalah orang-orang yang belum dikenal." (QS Az Zariyat: 23-25).
Menurut NU Online, terdapat beberapa adab yang harus diperhatikan saat bertamu ke rumah orang lain menurut Muhammad bin Ahmad bin Salim as-Safarini, dalam Ghida' al-Albab Syarh Mandzumah al-Adab, juz 2, halaman 117) diantaranya sebagai berikut.
- Tidak menolak ketika dipersilakan duduk di suatu tempat dan (tidak menolak) ketika diberi penghormatan.
- Menyantap makanan (yang dihidangkan), tak perlu beralasan sudah kenyang.
- Membasuh kedua tangan (ketika hendak makan dengan tangan).
- Ketika melihat tuan rumah bergerak untuk melakukan sesuatu, jangan mencegahnya.
- Tidak bertanya pada tuan rumah tentang sesuatu di rumahnya kecuali arah kiblat dan toilet.
- Tidak mengintip ke arah tempat Wanita
- Tidak menolak ketika dipersilakan duduk di suatu tempat dan (tidak menolak) ketika diberi penghormatan.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(aqi/das)