Atap menjadi elemen penting dalam sebuah rumah. Atap rumah berfungsi sebagai pelindung dari hujan, panas, hingga berbagai kondisi cuaca lainnya.
Maka dari itu, pemilihan jenis atap perlu diperhatikan. Pelajari apa saja berbagai jenis atap rumah beserta kelebihan dan kekurangannya untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran detikers.
Jenis-jenis Atap
Pemilihan jenis atap rumah tidak yang tepat tidak hanya untuk estetika bangunan, tapi juga mengenai daya tahan, kenyamanan, serta biaya perawatan. Berikut adalah beberapa jenis atap yang paling umum digunakan:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Genteng Beton
Dilansir laman Colorbond, material atap ini biasanya digunakan untuk rumah berkonsep minimalis. Pasalnya punya tampilan yang serbaguna dan bersih.
Kelebihan
- Lebih tahan terhadap pembusukan.
- Tahan kebakaran.
- Tahan terhadap serangga.
- Punya masa pakai yang lebih lama.
Kekurangan
- Cenderung lebih berat.
- Biaya relatif mahal.
- Waktu pemasangannya relatif lebih lama dibandingkan jenis genteng lain.
2. Atap Genteng Tanah Liat
Atap genteng tanah liat merupakan atap yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk, kemudian dibakar hingga keras.
Atap genteng tanah liat dan beton sering dipakai bersama, karena keduanya memiliki bahan atap pasangan bata dengan persyaratan pemasangan yang sama.
Baik tanah liat atau beton digunakan sebagai bahan cetakan. Di mana, hasil akhirnya yaitu genteng yang dirancang untuk saling tumpang tindih dan/atau saling mengunci dengan genteng di sebelahnya.
Kelebihan
- Punya kemampuan untuk menahan panas dan suara dari luar (terutama saat hujan).
- Dianggap material yang ramah lingkungan.
Kekurangan
- Relatif mudah retak.
- Relatif mudah lumutan.
3. Atap Asbes
Atap asbes merupakan jenis atap yang terbuat dari bahan asbes yang dikenal dengan daya tahannya terhadap cuaca.
Kelebihan
- Mudah dipasang.
- Sifatnya ringan.
Kekurangan
- Tampilan cenderung kurang menarik.
- Bisa sangat rapuh
4. Atap Logam
Atap logam adalah jenis penutup bangunan t dari bahan logam seperti aluminium, baja, atau tembaga. Jenis atap ini tidak cocok untuk daerah beriklim tropis.
Kelebihan
- Biayanya cenderung rendah.
- Bobotnya ringan.
- Pemasangannya tidak terlalu sulit.
Kekurangan
- Cenderung tidak memberikan insulasi yang baik.
- Bising saat hujan deras.
- Mudah terangkat oleh angin kencang.
5. Atap Gelombang uPVC
Jenis atap bahan unplasticized polyvinyl chloride (uPVC) adalah jenis material olahan turunan dari PVC. Dikutip dari buku Seri Rumah Ide - 30 Material Inovatif oleh Imelda Akmal Architecture, uPVC materialnya lebih kaku dan tidak elastis PVC, dan sekilas uPVC tampak serupa dengan atap fiber atau polikarbonat.
Lembaran atap ini bergelombang, dan tersedia dalam dua pilihan yakni solid dan transparan.
Kelebihan
- Memiliki lapisan berongga yang berfungsi sebagai insulator panas dan suara.
- Daya tahan cukup lama.
Kekurangan
- Harga cenderung mahal.
- Warnanya agak terbatas.
6. Atap Keramik
Atap keramik umumnya dari tanah liat yang diolah dengan lapisan glasir tambahan. Atap ini dikenal bisa memberikan tampilan estetis klasik dan daya tahan tinggi.
Kelebihan
- Lebih estetik.
- Punya kekuatan yang bagus.
- Tahan api.
- Tidak mudah terkena lumpur.
Kekurangan
- Relatif mahal.
- Pemasangannya bisa sangat rumit.
7. Atap Galvalum
Atap jenis ini terbuat dari campuran seng, aluminium, serta silikon. Atap ini biasanya digunakan untuk bangunan modern karena pemasangannya mudah.
Kelebihan
- Daya tahan tinggi terhadap kondisi cuaca.
- Tahan karat.
- Pemasangannya mudah.
Kekurangan
- Menyerap panas.
- Bisa menimbulkan suara bising saat hujan.
(khq/fds)