Dalam desain interior, ada aturan penting yang dapat membantu menyeimbangkan aksen warna pada suatu ruangan. Aturan tersebut adalah aturan 60-30-10.
Apa itu aturan 60-30-10 dalam dekorasi interior? Aturan dekorasi ini sederhana dan tak lekang oleh waktu yang memudahkanmu mengkombinasikan skema warna dengan mudah.
Panduan dekorasi yang patut diikuti, karena konsep ini meliputi penggunaan proporsi warna untuk memberi tampilan seimbang dan harmonis pada ruangan. Mengutip dari The Spruce, Sabtu (15/6/2024) begini penerapan aturan 60-30-10:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- 60%: Warna utama harus mendominasi 60% warna dalam ruangan
- 30%: Warna sekunder harus mendominasi 30% warna dalam ruangan
- 10%: Warna aksen harus mendominasi 10% warna dalam ruangan
Contoh Aturan 60-30-10
Dinding kamar dan sofa serba putih (60%), lantai warna netral, meja samping, dan kursi samping berlapis kain (30%), dan satu warna aksen di sekeliling ruangan dengan menggunakan bantal hias, karya seni, dan barang-barang kecil lainnya (10%).
Cara Menggunakan Aturan 60-30-10 dalam Desain
Aturan 60-30-10 sangat penting sebab bisa membuat pilihan warna menjadi sederhana dan membantumu memperoleh keseimbangan dalam dekorasi. Untuk detail bagaimana konsep ini bekerja, berikut beberapa contoh yang bisa kamu pakai.
Aturan Warna 60%
Proporsi 60% merujuk pada warna utama yang akan kamu pakai pada desain ruangan. Warna ini menjadi penegas ruangan dan berfungsi sebagai latar belakang untuk warna lain yang akan digunakan. Contoh yang termasuk dalam aturan warna 60%:
1. Dinding
2. Area karpet
3. Sofa atau furnitur besar lainnya
Aturan Warna 30%
Proporsi 30% merujuk pada warna sekunder di dalam ruangan. Warna ini digunakan separuh dari warna utama. Warna sekunder menunjang warna utama dan memberi kontras dan keindahan pada ruangan. Contoh barang yang termasuk dalam aturan warna 30%:
1. Gorden
2. Kursi aksen
3. Sprei
4. Furnitur yang di-cat
5. Dinding aksen
Aturan Warna 10%
Proporsi 10% merujuk pada warna aksen dalam sebuah ruangan. Warna ini akan menambah daya tarik ruangan. Ambil sebuah warna dari karya seni di sebuah ruangan. Berikut contoh yang terdiri dari aturan warna 10%:
1. Bantal dan selimut (di sofa atau tempat tidur)
2. Aksesori dekoratif (misal, bingkai dan vas)
3. Lampu dan lilin
4. Karya seni
Cara Memilih Warna
1. Pakai Roda Warna
Untuk memulai, kamu bisa pilih warna utama dan lihat skema warna berdasarkan roda warna. Beberapa opsi yang kuat termasuk warna analog, komplementer, dan monokromatik.
Analog: Warna analogis bersebelahan pada roda warna, seperti kuning, hijau, dan biru. Umumnya, paling optimal kalau kamu pilih wara tengah (hijau) sebagai warna dominan, dengan kuning dan biru sebagai warna pendukung.
Komplementer: Warna yang saling berseberangan pada roda warna. Skema warna ini umumnya terdiri dari dua warna, missal warna kuning dan ungu. Warna ketiga sering masuk ke dalam campuran, biasanya warna analog atau yang berdekatan dengan salah satu warna komplementer pada roda warna, misalnya warna jingga.
Monokromatik: Satu keluarga warna membuatmu tetap berada dalam lingkup palet monokromatik.
2. Cari Referensi
Cara lain adalah dengan memilih warna berdasarkan bantal, karpet, karya seni, atau sprei. Bisa juga lihat referensi online atau majalah yang memuat warna-warna ruangan.
3. Tren Warna
Lihatlah tren warna yang popular untuk skema warna. Produsen cat akan menampilkan warna tahun ini dan warna lain yang cocok dengan warna tersebut. Cara ini cocok buat kamu yang suka ganti warna cat tiap tahun. Selain itu, warna netral cocok buat kamu yang lebih memilih untuk membiarkan ruangan apa adanya dalam jangka waktu yang lama.
Apakah Harus Mengikuti Aturan 60-30-10?
Kalau kamu lebih suka dan ingin lebih mengekspresikan ide warnamu, ada beberapa cara untuk melakukannya sambal tetap menciptakan keseimbangan warna.
Kuncinya adalah pelajari aturannya dahulu agar kamu memahami ide dasar dari konsep tersebut. Setelah kamu memahaminya, kamu akan lebih mudah menyesuaikan penggunaan warna di suatu ruangan.
Menambahkan 10 lagi ke Aturan 60-30-10
Begini skema desain dengan aturan warna 110%:
- 60% warna utama
- 30% warna sekunder
- Dua warna aksen 10%
Aturan 60-30-10 dalam Monokrom
Skema warna monokromatik yang netral menciptakan skema warna yang menenagkan, kamu bisa menerapkan aturan 60-30-10. Kalau kamu membuat skema warna monokromatik, warna utama, sekunder, dan aksen bisa berupa berbagai nuansa warna yang sama, bukan tiga warna yang terpisah atau kontras, contoh:
- 60% warna utama: Warna abu-abu netral yang menenangkan
- 30% warna sekunder: Warna yang lebih pekat dari warna abu-abu yang sama
- 10% warna aksen: Warna pucat dari nada warna abu-abu dominan
Kalau kamu mau memakai warna monokromatik di luar zona netral, pakai kartu warna cat sebagai cara sederhana untuk menginspirasi pilihanmu. Pilih rona paling terang pada kartu (misal, biru pucat) untuk 60% warna utama, pakai warna paling gelap (missal, biru tua) untuk memadu 30% warna sekunder, dan warna tengah pada kartu (misal, biru asli) untuk 10% warna aksen. Kalau mau pakai opsi 110%, pilihlah sedikit warna pelengkap (missal, satu atau dua aksen oranye) untuk menghidupkan tampilan monokrom.
Bagaimana Kalau Tidak Berhasil?
Aturan ini sangat membantu, tapi bagaimana kalau kamu tidak menyukai hasilnya? Kamu bisa pakai formula 30-30-20-20, bereksperimen lah dengan proporsi tersebut. Perhatikan bagaimana warna-warna tersebut menyeimbangkan ruang. Kalau kamu sudah tahu bobot visual dari proporsi warnamu, kamu bisa melakukan penyesuaian guna memperoleh keseimbangan yang sesuai.
Para desainer juga memakai aturan warna 70-20-10, yang mengikuti konsep umum yang sama dengan aturan 60-30-10, dengan persentase warna yang bervariasi.
(dna/dna)