Bencana tanah bergerak menjadi ancaman baru bagi bangunan yang berdiri di lereng atau bukit di tengah musim hujan. Seperti halnya yang terjadi di Jombang dan Bandung Barat minggu ini beberapa rumah warga rusak berat karena pergerakan tanah.
Ratusan warga dari 2 wilayah terdampak tersebut terpaksa meninggalkan rumahnya karena tidak memungkinkan lagi untuk dihuni.
Fenomena tanah bergerak ini mirip dengan tanah longsor. Menurut BPBD Kabupaten Bogor, fenomena tanah bergerak adalah perpindahan massa tanah atau batu pada arah tegak, mendatar, atau miring dari kedudukan semula.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemicu dari pergerakan tanah ini adalah gaya pendorong pada lereng lebih besar dari pada gaya penahan sehingga terjadilah longsor.
Menurut situs United States Geological Survey Amerika cara mengetahui atau mewaspadai lahan yang rawan terjadi pergerakan tanah bisa ditandai dengan melihat fenomena berikut.
- Pagar, tiang listrik, dan pepohonan yang mulai miring
- Terdapat retakan atau tanah yang mencuat di jalanan
- Tanah ambles dari fondasi rumah yang seharusnya
- Dasar jalan terlihat cekung
- Pintu dan jendela yang menempel karena kusen tidak tegak lurus.
- Suara gemuruh samar seperti retakan dari luar rumah atau permukaan tanah.
Jika sudah melihat beberapa tanda tanah bergerak di sekitaran rumah, apa yang perlu dilakukan untuk mengantisipasinya? Simak beberapa cara menghindari rumah dari bencana tanah bergerak.
Hindari Lahan yang Curam
Sebagus apa pun konstruksi rumah apabila lahan di bawahnya terlalu berbahaya, rumah tidak dapat bertahan dari kerusakan saat terjadi pergerakan tanah. Sehingga hindari membangun rumah di dekat lereng yang curam, dekat tepi gunung, dekat saluran drainase, atau lembah erosi alami. Sebagai gantinya pilih permukaan yang landai saat membangun rumah.
Hindari Lahan yang Pernah Terjadi Pergerakan Tanah
Lahan yang pernah terjadi longsor, tanah bergerak, atau rawan erosi dapat terjadi lagi di kemudian hari. Sehingga sebelum membeli lahan atau membangun rumah di daerah tersebut sebaiknya cari tahu atau identifikasi mengenai spesifikasi tanah tersebut.
Perhatikan jalur drainase air hujan di dekat rumah dan perhatikan tempat penampungan akhir air limpasan tersebut agar terbuang ke tempat yang tepat bukan menggenang di tanah.
Gunakan Teknik Pemakuan Tanah
Jika tidak bisa memilih kontur tanah yang landai, kamu perlu memakai konstruksi pemakuan tanah saat membangun rumah. Teknik ini menggunakan cara memasukkan beton besi tulangan ke dalam permukaan tanah secara miring lalu disemen untuk menjaga rumah tetap stabil.
Apabila rumah kamu terdampak bencana tanah bergerak sebaiknya bergegas untuk keluar rumah untuk menyelamatkan diri ke tempat yang aman. Jangan mencoba masuk kembali ke rumah apabila tidak mendapat izin dari pihak berwajib. Minta bantuan secepatnya kepada pemadam kebakaran atau badan penanggulangan bencana.
(aqi/zlf)