Daripada Dibuang, Begini Cara Membuat Kompos dari Sampah Organik

Daripada Dibuang, Begini Cara Membuat Kompos dari Sampah Organik

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Rabu, 10 Jan 2024 08:31 WIB
a biodegradable bag full of biodegradable waste on a white background
Ilustrasi sampah organik Foto: iStock
Jakarta -

Di Indonesia, sampah masih menjadi masalah yang tak kunjung selesai. Sebagian sampah, bersumber dari rumah tangga.

Berdasarkan data dari daerah yang dihimpun oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2022, jumlah timbulan sampah di Indonesia sebesar 68,7 juta ton/tahun dengan komposisi yang didominasi oleh sampah organik, khususnya sisa makanan yang mencapai 41,27%. Dari total sampah tersebut, sampah bersumber dari rumah tangga sekitar 38,28%. Maka dari itu, penting mengelola sampah sebelum dibuang.

Sampah merupakan suatu hal yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Umumnya, sampah dibedakan menjadi 2 yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Berikut ini perbedaannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Sampah Organik dan Anorganik

Melansir dari detikEdu yang mengutip dari Dinas Lingkungan Hidup Kulon Progo, sampah organik merupakan sampah yang berasal dari bahan-bahan hayati. Sampah ini bisa diurai oleh mikroba maupun terurai secara alami. Kebanyakan sampah organik berasal dari sampah rumah tangga.

Sementara itu, sampah anorganik merupakan sampah yang berasal dari bahan-bahan non-hayati atau tidak bisa terurai secara alami. Meski demikian, ada sebagian sampah anorganik yang bisa terurai tetapi membutuhkan waktu yang lama.

ADVERTISEMENT

Jenis dan Contoh Sampah Organik dan Anorganik

Dilansir dari detikEdu yang mengutip dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, berikut ini jenis dan contoh sampah organik dan anorganik.

Sampah Organik

a. Sampah Organik Basah

Sampah organik basah merupakan sampah yang mengandung banyak air. Karena banyak mengandung air, sampah ini bisa membuat sampah membusuk. Contohnya seperti sisa sayuran, buah-buahan, kulit bawang, dan lainnya.

b. Sampah Organik Kering

Sampah jenis ini lebih sedikit mengandung air. Contohnya seperti kayu, daun-daun kering, dan lainnya.

Sampah Anorganik

a. Sampah Anorganik Lunak

Jenis sampah ini sulit diurai dan memiliki sifat lentur atau lunak sehingga mudah dibentuk. Misalnya seperti plastik, styrofoam, termasuk juga zat cair seperti minyak goreng, air sabun, dan lainnya.

b. Sampah Organik Keras

Jenis sampah ini memiliki sifat keras dan kuat tetapi sulit untuk terurai. Misalnya keramik, pecahan kaca, kaleng bekas, dan lainnya.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, sampah organik merupakan sampah yang paling dominan di Indonesia. Untuk mengurangi timbulan sampah organik, kamu bisa mengolahnya menjadi pupuk kompos. Bahan yang didapatkan juga cukup mudah karena ada di rumah. Dikutip dari situs Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Selasa (9/1/2024), begini cara membuat kompos dari sampah organik.

Cara Membuat Kompos dari Sampah Organik

1. Kumpulkan Sampah

Sampah organik yang dikumpulkan harus dipisah dari sampah anorganik. Beberapa sampah organik yang bisa kamu gunakan adalah sisa sayuran, buah-buahan, daun-daun kering, kulit telur, bubuk kopi atau teh, sekam padi, dan lainnya.

2. Proses Pencacahan

Sampah organik yang sudah dikumpulkan selanjutnya dicacah agar sampah organik menjadi lebih lembut. Potong-potonglah sampah organik menjadi ukuran sekitar 1-2 cm.

3. Masukkan ke Dalam Wadah

Selanjutnya masukkan sampah ke dalam wadah kedap udara dan tertutup rapat. Udara bisa membuat proses pembusukan tidak berjalan dengan sempurna. Untuk proses pembusukan terjadi lebih cepat, kamu bisa menambahkan cairan EM4.

4. Diamkan Sampai 2 Minggu

Diamkan pupuk selama 2 minggu agar pembusukan sempurna. Selama 2 minggu itu sebaiknya dilakukan pengadukan selama 3 hari sekali. Jangan terlalu sering dan jangan terlalu jarang. Nantinya akan ada 2 jenis pupuk kompos yang dihasilkan, yaitu padat dan cair. Untuk pupuk padat perlu dikeringkan terlebih dahulu sementara yang cair bisa langsung diaplikasikan dengan catatan harus dicampurkan dengan air kapur sirih dengan perbandingan 1:5 agar tidak bau.

Itulah cara membuat kompos. Semoga bermanfaat!




(abr/zul)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads