Hunian merupakan salah satu kebutuhan dasar dari tiga kebutuhan pokok yang harus dipenuhi: pangan, sandang, papan.
Bukan hanya sebagai tempat tinggal, rumah juga bisa menjadi aset investasi karena harganya yang akan selalu meningkat, karena itu menunda membeli kebutuhan pokok ini hanya akan membuat semakin sulit karena harganya yang akan terus naik.
Di sisi lain, generasi muda baik kalangan milenial maupun Gen Z kerap mengabaikan kebutuhan papannya dan lebih mengutamakan pengeluaran untuk memenuhi lifestyle yang konsumtif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan Milenial Harus Segera Punya Rumah
Milenial dianggap tidak melihat pentingnya kebutuhan hunian sehingga tidak menjadikannya prioritas.
Padahal, ada tiga alasan utama kenapa anak muda harus menyegerakan membeli rumah pertamanya.
- Pertama, harga rumah yang akan naik signifikan setiap tahun sehingga menunda hanya akan semakin memberatkan kita.
- Kedua, usia yang bertambah akan semakin menyulitkan untuk mengumpulkan dana dan pastinya seiring usia itu berbagai kebutuhan akan terus meningkat.
- Ketiga, lahan perumahan yang semakin terbatas dan ini salah satu alasan kenapa harga rumah terus naik. Gambaran kenaikan harga rumah seperti ini, rumah yang berlokasi di sebuah kawasan berkembang harganya Rp 350 jutaan dan dalam lima tahun harganya menjadi Rp 490 juta yang artinya kenaikannya mencapai 7 persen per tahun.
Jadi beli sekarang dengan beli 3-5 tahun ke depan akan ada perbedaan harga yang cukup besar.
Mengutip laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jumat (24/11), kendala lain yang akan dihadapi milenial yaitu lokasi yang semakin berkembang akan membuat penawaran hunian semakin tinggi dan sulit dijangkau.
Merencanakan Keuangan buat Beli Rumah
Namun begitu ada beberapa hal yang bisa diprioritaskan untuk menjadi fokus milenial saat serius mencari rumah.
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu hunting perumahan sebanyak mungkin kemudian melakukan screening dari perumahan yang sudah dilihat maupun disurvei. Pertimbangkan banyak kemungkinan terkait lokasi, tipe-model rumah, nama baik perusahaan developer, fasilitas, kemudahan cara bayar, dan sebagainya.
Dari data-data yang sudah didapatkan ini lakukan breakdown yang lebih teknis seperti berapa tabungan maupun kemampuan mencicil kita. Selain itu lakukan juga survei untuk skema KPR dari bank yang saat ini menawarkan banyak kemudahan.
Bila pilihan rumah sudah mengerucut pada 1-3 pilihan, skema cara bayar sesuai dengan penghasilan, segera tentukan rumah mana yang akan di-booking.
Pengamat Properti Anton Sitorus memberikan beberapa panduan untuk kalangan milenial bisa segera membeli rumah. Hal pertama yang harus dijalani adalah disiplin dengan pengeluaran dan cerdas dalam menggunakan maupun membelanjakan uang. Beli hanya yang benar-benar kita butuhkan.
"Salah satu kesulitan milenial adalah menyediakan uang muka yang merupakan syarat KPR bank. Makanya harus disiplin menyiapkan uang muka dengan menabung dan itu menjadi langkah awal persiapan membeli rumah. Tentukan porsi tertentu dari penghasilan setiap bulan yang kita terima, misalnya langsung tabung 30 persen dari setiap penghasilan yang kita terima dan pisahkan di rekening khusus supaya kita tidak tergoda menggunakannya," katanya.
Bila memungkinkan, mulai cari penghasilan tambahan untuk menambah dan mempercepat saldo tabungan perumahan kita. Tentunya pekerjaan tambahan ini jangan sampai mengganggu pekerjaan utama, salah satunya dengan mengoptimalkan hari libur dengan menjadi freelancer atau pekerjaan yang dilakukan secara online sesuai dengan keahlian yang kita miliki.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
"Bila kita membeli rumah di kawasan yang berkembang value rumahnya pasti akan terus meningkat seiring perkembangan kawasannya. Perhitungannya seperti ini, harga rumah Rp 700 juta yang kita beli dengan uang muka 20 persen atau sekitar Rp140 juta, maka cicilan yang dibayarkan mulai Rp4 jutaan per bulan
Banyaknya proyek infrastruktur yang dibangun pemerintah selama dekade terakhir juga telah membuat banyak kawasan yang berkembang salah satunya di bagian timur. Kota Makassar menjadi wilayah yang banyak dikembangkan proyek infrastruktur yang mendorong juga pengembangan kawasan residensial, komersial, dan sebagainya.
Township Summarecon Mutiara Makassar (SMM) hasil pengembangan PT Summarecon Agung Tbk misalnya, ikut merasakan perkembangan itu sehingga kawasannya diminati kalangan konsumen muda. Pengembangan kawasannya juga dioptimalkan untuk memenuhi lifestyle keluarga muda seperti rumah yang bisa dikontrol melalui smartphone (smart home system).
"SMM terus berproses menjadi hunian dengan konsep internasional. Sejauh ini kami telah mengembangkan empat klaster yang semuanya direspon baik dengan tiga klaster langsung dihuni setelah diserahterimakan. Klaster selanjutnya adalah pengembangan hasil kerjasama dengan Sumitomo Forestry Singapore Co., Ltd. yang mengonsep kawasannya menjadi berwawasan lingkungan di mana konsep ini linear dengan konsep yang diusung oleh SMM yaitu kota mandiri yang memadukan modernisasi dan lingkungan," ujar Indra Widjaja Antono, Executive Director Summarecon Agung.
SMM dikembangkan di atas lahan seluas 500 ha hasil kolaborasi Summarecon dan Mutiara Property dengan menerapkan konsep hunian berteknologi tinggi hingga arsitektur bergaya Jepang untuk kenyamanan penghuni. Lokasinya dekat dengan Bandara Sultan Hasanuddin (4 km), Makassar New Port (5 km), tol Ir. Sutami di Km. 8, dan berbagai fasilitas lainnya. Kedekatan dengan bandara maupun port membuat SMM dikonsep menjadi Aeroport City yang pertama di kawasannya.
Mengutip www.summareconmutiara.com, saat ini tengah dipasarkan Klaster Green Crystal Residence yang mengusung konsep arsitektur tropis kontemporer dengan layout fungsional dan penerapan masa bangunan terpisah untuk area courtyard. Konsep ini membuat rumah mendapatkan cahaya dan penghawaan optimal untuk interior yang lebih segar dan sehat. Selain itu ada town management yang mengelola kawasannya sehingga ke depan kompleks ini akan terus meningkat value-nya.