Keramik merupakan salah satu material bangunan yang bisa mempercantik rumah. Tak hanya dipasang di lantai, keramik juga bisa digunakan di dinding, lho!
Warna dan motif keramik sangat variatif. Selain itu, harganya pun relatif terjangkau. Hal inilah yang kemudian membuat keramik diminati sebagai material lantai dan dinding.
Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah keramik dinding bisa dipasang di lantai? Bagaimana pula sebaliknya? Adakah perbedaan antara keramik lantai dan keramik dinding?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Definisi Keramik Lantai dan Keramik Dinding
Biasa digunakan sebagai material bangunan, keramik terbuat dari tanah liat sebagai bahan dasarnya. Melansir Klopmart, Rabu (22/11/2023), pembuatan keramik melibatkan proses pembakaran pada suhu sekitar 600β hingga lebih dari 1.300β.
Dikutip dari Porcelain Superstore, Rabu (22/11/2023), keramik lantai, sesuai namanya, dirancang khusus untuk dipasang di lantai. Keramik lantai harus kuat dan tahan terhadap beban berat. Hal ini karena lantai merupakan bagian rumah yang menjadi tempat beraktivitas penghuni rumah.
Sementara itu, keramik dinding merupakan jenis keramik yang dirancang untuk dipasang di dinding, seperti splashback dapur atau dinding kamar mandi. Karena dipasang di dinding, keramik jenis ini memiliki rating kekuatan yang lebih rendah.
Perbedaan Keramik Lantai dan Keramik Dinding
Keramik lantai dan keramik dinding memiliki sejumlah perbedaan. Ada setidaknya 4 aspek yang membedakan antara keramik lantai dan keramik dinding. Melansir Livspace.com, Rabu (22/11/2023), berikut penjelasannya.
1. Ketahanan Terhadap Tekanan
Keramik lantai dirancang untuk kuat menahan tekanan, tahan aus, dan tahan lama. Sementara itu, keramik dinding tidak harus sekuat keramik lantai dalam menahan tekanan. Keramik lantai umumnya lebih kuat dibandingkan dengan keramik dinding.
2. Skema Peringkat PEI
Porcelain Enamel Institute (PEI) merupakan skema pemeringkatan yang mengukur tingkat kekuatan dan daya tahan keramik. Skema peringkat PEI memiliki skala dari 0 hingga 5. Skala 0 berarti keramik sangat lemah, sedangkan skala 5 berarti keramik sangat kuat.
Keramik dengan skala PEI 0 hanya bisa dipasang di dinding, tidak di lantai karena terlalu lemah. Sementara itu, keramik dengan skala 1 hingga 5 bisa dipasang di lantai sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses Manufaktur
Keramik lantai umumnya dilapisi dengan glasir yang tahan aus untuk menanggung tekanan dan gesekan. Sementara itu, keramik dinding seringkali dilapisi dengan glasir keras yang membuatnya tahan air dan memiliki finishing glossy atau mengkilap.
4. Penggunaan dan Pemeliharaan
Sesuai namanya, keramik lantai dipasang di lantai yang memiliki lalu lintas tinggi. Keramik lantai umumnya mudah dibersihkan dan tahan terhadap tekanan serta zat korosif.
Sementara itu, keramik dinding biasanya digunakan secara eksklusif untuk dinding, mudah dibersihkan, dan ideal untuk area yang sering terkena air dan kelembaban, seperti kamar mandi dan dapur.
Apakah Keramik Dinding Bisa Dipasang di Lantai?
Secara teori, keramik lantai bisa dipasang di dinding. Namun, tidak sebaliknya. Keramik dinding sebaiknya tidak dipasang di lantai karena sifatnya yang rapuh sehingga rawan pecah atau retak. Selain karena sifatnya yang lebih rapuh, keramik dinding biasanya mengkilap sehingga bisa licin jika digunakan di lantai. Pada dasarnya, keramik dinding dirancang untuk keperluan estetika dan perlindungan dinding, serta tidak cukup kuat menahan tekanan di lantai.
Demikianlah penjelasan mengenai perbedaan keramik lantai dan keramik dinding, serta apakah keramik dinding bisa dipasang di lantai atau tidak. Semoga informasinya bermanfaat!
Buat detikers yang punya permasalahan seputar rumah, tanah atau properti lain. Baik itu berkaitan dengan hukum, konstruksi, pembiayaan dan lainnya, tim detikProperti bisa bantu cari solusinya. Kirim pertanyaan Kamu via email ke tanya@detikproperti.com dengan subject 'Tanya detikProperti', nanti pertanyaan akan dijawab oleh pakar.
(dna/dna)