Menjadi agen properti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sama seperti pekerjaan lainnya. Misalnya, salah satu kelebihannya adalah mendapatkan komisi.
Memang, menjadi agen properti itu akan mendapatkan komisi dari pengguna jasa mereka. Adapun, komisinya berkisar dari 2-5% dari nilai transaksi properti yang diperjualbelikan.
Board of Commisioner Xavier Marks Indonesia, Lisa Kuntjoro yang juga telah menjadi agen properti selama hampir 31 tahun ini membagikan plus minusnya menjadi agen properti kepada detikcom, yaitu:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keuntungan Menjadi Agen Properti
1. Tahu Lokasi Properti
Ketika menjadi agen properti, maka akan mengetahui lokasi-lokasi properti yang bagus. Sebab, umumnya agen properti akan melakukan survei ke lokasi yang diinginkan oleh pengguna jasanya.
"Kan kita mesti survei (lokasi properti), kita jadi tahu 'oh ternyata di sini sudah banyak daerah perumahan' yang awalnya kita tidak tahu daerah itu," tuturnya kepada detikcom, Sabtu (11/11/2023).
2. Mendapat Komisi
Pendapatan agen properti memang berasal dari komisi yang diberikan oleh pengguna jasa. Besaran komisi yang diterima beragam, jika merujuk pada Peraturan Menteri Perdagangan No. 51/M-DAG/PER/7/2017, komisi yang diberikan sekitar 2-5% dari nilai transaksi jual-beli properti.
"Pasti yang sudah jelas komisi. Komisi bisa kita tabung, bisa nyicil dengan komisinya itu jadi punya properti, umpamanya," katanya.
3. Tahu Material Bangunan
Ketika memasarkan sebuah properti, rumah misalnya, agen properti harus mengetahui material yang digunakan. Hal ini untuk mempermudah calon pembeli rumah.
"Jadi pengetahuan yang belum kita dapatkan, di training mungkin tidak ada, tetapi di lokasi kita juga harus tahu 'ini kayu apa? bukan jati' nah kita mesti tanya sama yang punya rumah 'oh ini damar laut, keras banget ini' umpamanya, jadi tahu (bahan material bangunan)," ujarnya.
4. Memiliki Banyak Pengalaman
Selama menjadi agen properti, Lisa mengungkapkan dirinya mendapatkan banyak pengalaman dari klien-kliennya. Ketika akan menjual rumah, dirinya akan menanyakan alasan kliennya menjual rumah. Dari sana, kata Lisa, ia mendengar berbagai cerita yang bisa ia jadikan pelajaran hidup. Ia juga bisa merasa lebih berempati pada kliennya. Hal itu, justru membuatnya betah berada di dunia agen properti.
Kekurangan Jadi Agen Properti
1. Harus Punya Energi yang Banyak
Lisa tidak memungkiri menjadi agen properti memerlukan banyak energi karena jadi agen properti "capek badan dan pikiran," katanya. Salah satunya, menjadi agen properti harus melayani dan mengantar klien untuk melihat properti yang ingin dibeli.
"Kita nggak boleh mengeluh, itu sudah jadi risiko. Kita nggak boleh dong marahi klien, itu nggak etis banget. Jadi (rasa capeknya) hanya ditelan sendiri," ujarnya.
Sang 'Ratu Pondok Indah' ini juga mengungkapkan, bekerja menjadi agen properti harus kuat mental. Sebab, ada orang-orang yang shock dengan kondisi pekerjaan menjadi agen properti.
"Kalau yang tidak kuat mental, biasanya shock. Nggak mau lagi kerja begini, pikiran 'kok begitu' (kerjanya). Padahal ini hanya ujian saja. Kita harus kuat mentalnya di situ. Ya itu belum rezeki (kalau belum ada yang beli properti), kita harus pikir pasti ada yang lebih baik lagi," tuturnya.
Selain itu, ia menyarankan untuk terus belajar dari kesalahan yang pernah dibuat.
2. Banyak Waktu yang Dikorbankan
Salah satunya adalah waktu bersama keluarga. Hal itu karena, biasanya klien ingin melihat properti yang akan dibeli pada waktu Sabtu atau Minggu yang merupakan hari libur bagi kebanyakan orang.
"Karena Sabtu dan Minggu adalah waktu untuk mereka (calon) biasanya survei. Biasanya kan mereka beli rumah nggak untuk sendiri, kan untuk anaknya, untuk istrinya, di mana mereka liburnya Sabtu dan Minggu di mana keluarga kita juga bertemu adalah Sabtu dan Minggu karena anak-anaknya juga libur. Nah itu aku rasain banget," ungkapnya.
Maka dari itu, sangat perlu manajemen waktu yang baik. Saat masih menjadi agen properti di Pondok Indah, Lisa sering mengakalinya dengan mengajak anaknya untuk ikut dirinya kerja. Bahkan dirinya sempat memberi tahu kliennya bahwa ia siap melayani 24 jam.
"Ya kita hitung untuk rekreasi. Itu contoh. Aku bicara mengenai pengaturan waktu, menjadi agent kita harus meluangkan waktu untuk klien," tuturnya.
Risiko Jadi Agen Properti
Di sisi lain, Lisa juga menuturkan risiko menjadi agen properti. Apabila kamu sudah memiliki 'nama' di bidang agen properti, tentunya harus bisa menjaga hubungan baik dengan para klien. Hal itu dilakukan juga untuk menjaga kepercayaan klien.
"Risikonya kalau klien komplain, kita nggak mau bantu, nggak mau peduli, akhirnya klien suka kesal. Nah kalau sudah kesal, nama kita bisa dicoret dari mereka. Kalau nama kita sudah tercoreng, itu sudah rusak susu sebelanga. Jika sudah tidak dipercaya, sudah parah itu," ujarnya.
Buat detikers yang punya permasalahan seputar rumah, tanah atau properti lain. Baik itu berkaitan dengan hukum, konstruksi, pembiayaan dan lainnya, tim detikProperti bisa bantu cari solusinya. Kirim pertanyaan kamu via email ke tanya@detikproperti.com dengan subject 'Tanya detikProperti', nanti pertanyaan akan dijawab oleh pakar.
(abr/zlf)