Karpet berfungsi sebagai penutup lantai bisa mempercantik ruangan. Selain itu, karpet juga bisa membuat permukaan lantai menjadi lembut dan nyaman.
Sebagai penutup lantai, karpet rentan kotor akibat bersinggungan secara fisik dengan penghuni rumah. Nah, karena itu, kita harus membersihkannya dari kotoran, debu, bahkan bakteri yang bisa tumbuh di karpet.
Kotoran di atas karpet bisa dibersihkan dengan vacuum cleaner. Namun, untuk menghilangkan bakteri dan noda membandel, karpet juga harus dicuci atau dibersihkan secara mendalam. Lalu, seberapa sering kita harus membersihkan karpet?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir Better Homes & Gardens, Jumat (13/10/2023), frekuensi membersihkan karpet tergantung pada sejumlah faktor, seperti seberapa sering penghuni rumah beraktivitas di atas karpet, apakah ada yang memiliki alergi, dan apakah hewan yang dipelihara memiliki bulu yang rontok.
Secara umum, karpet bisa dibersihkan dengan vacuum cleaner sekali atau dua kali dalam seminggu. Sementara itu, untuk pembersihan mendalam, karpet bisa dicuci setidaknya 12 hingga 18 bulan sekali.
"Karpet harus dibersihkan secara profesional setiap 12 hingga 18 bulan," kata Hubert Miles, Inspektur Utama Bersertifikat dan pemilik Patriot Home Inspections di South Carolina, AS, dikutip dari Better Homes & Gardens, Jumat (13/10/2023).
Pembersihan secara mendalam ini bisa menghilangkan kotoran dan noda hingga ke serat-serat karpet. Agar bersih menyeluruh, karpet bisa dicuci dengan air panas, deterjen, uap, dan sabun.
Miles mengatakan bahwa karpet harus benar-benar kering sebelum kembali digunakan. Oleh karena itu, kita harus meluangkan waktu dan sabar saat membersihkannya.
"Kamu harus menghindari berjalan di atas karpet yang lembap untuk mencegah karpet kembali kotor dan memastikan serat-seratnya memilik waktu yang cukup untuk mengering secara menyeluruh," tambahnya.
Seperti yang telah disebutkan, frekuensi membersihkan karpet tergantung pada sejumlah faktor. Setiap faktor akan membedakan seberapa sering kamu harus membersihkan karpet. Berikut faktor-faktornya.
1. Lalu Lintas Kaki
Jika sering dilalui atau menjadi tempat beraktivitas keluarga,karpet sebaiknya dibersihkan setiap 6 hingga 12 bulan. Karpet yang sering dilalui oleh banyak orang atau individu yang sensitif terhadap alergen memerlukan perawatan lebih sering.
2. Hewan Peliharaan
Hewan peliharaan, terutama yang berbulu, bisa membawa kotoran dan kuman dari luar ke dalam rumah. Hewan peliharaan dalam ruangan juga berpotensi pipis di atas karpet. Selain pembersihan mendalam setiap 6 hingga 12 bulan, penting untuk membersihkan noda dari pipis hewan atau tumpahan lainnya segera untuk mencegah noda dan bau yang menetap.
3. Alergi
Karpet yang kotor bisa memperburuk kondisi alergi, asma, atau demam. Jika ada anggota keluarga yang memilki alergi, pertimbangkan untuk membersihkan karpet dengan uap setiap tiga hingga enam bulan. Penggunaan vakum dengan filter HEPA juga bisa membantu menjaga alergen tetap terkendali.
4. Perokok
Jika ada anggota keluarga yang merokok, karpet juga harus sering dibersihkan. Karpet yang terpapar asap rokok memerlukan perawatan ekstra. Hindari menggunakan pengharum ruangan untuk menyamarkan bau asap rokok. Pertimbangkan untuk membersihkan karpet secara profesional setiap tiga hingga enam bulan.
5. Tipe dan Warna Karpet
Material karpet dan warnanya juga bisa memengaruhi frekuensi pembersihan. Karpet berwarna terang cenderung lebih cepat terlihat kotor, sedangkan karpet berwarna gelap mungkin bisa menyembunyikan noda. Jenis serat karpet juga memainkan peran dalam seberapa banyak debu yang menempel.
Membersihkan karpet dengan rutin bisa membuat umur pakainya lebih lama dan tetap indah meskipun sudah bertahun-tahun. Dengan mengetahui kapan harus membersihkannya, kamu bisa beraktivitas di atas karpet dengan nyaman. Selamat mencoba!
(dna/dna)