.webp)
Selebgram Clara Shinta baru-baru ini membagikan cerita bahwa dirinya tengah membangun rumah menggunakan jasa kontraktor. Ia mengaku telah membayar lunas kontraktor tersebut namun hingga kini rumahnya tak kunjung jadi.
Hal ini disampaikan melalui unggahan di Instagram-nya. Melalui unggahan reels Instagram-nya, ia menceritakan keadaan rumahnya, seperti kaca yang belum dipasang, tembok yang retak dan rembes, lantai pecah, bahkan terdapat air yang merembes dari tempat lampu.
"Hancur banget hati aku ngeliat rumah aku dibangun dengan cara seperti ini, hancur hancuran :) Udah lama sebenarnya aku pengen speak up tapi takut dikarenakan mereka juga keluarga P****i, jadi punya power, aku takut dan mikir-mikir," tulisnya dalam caption Instagram @clarashintareal, dilihat Jumat (6/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, jika dilihat dari highlight Instagramnya, Clara bercerita kalau dirinya sudah membayar lunas pembangunan rumah impiannya dengan salah satu kontraktor. Akan tetapi, hingga saat ini rumahnya tak kunjung jadi.
Ia juga mendapatkan cerita dari mandor dan tukang di rumahnya, permasalahannya ada di pembayaran yang mandek. Ia pun heran padahal dirinya sudah membayar lunas untuk pembangunan rumahnya. Adapun, hingga saat ini ia masih meminta itikad baik dari kontraktor rumah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Sebagai informasi, detikcom sudah berusaha menghubungi Clara Shinta untuk mengonfirmasi terkait hal ini melalui DM Instagram maupun telepon contact person yang tertera di Instagramnya. Namun, hingga berita ini diturunkan masih belum ada tanggapan.
Nah, agar tidak terjadi kejadian seperti ini lagi ke depannya, terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah tidak membayar 100% kontraktor di awal.
Profesional kontraktor dari PT Gaharu Kontruksindo Utama, Panggah Nuzhul Rizki mengatakan, hal paling utama yang bisa dilakukan pemilik rumah sebagai konsumen pengguna jasa kontraktor adalah dengan menetapkan termin pembayaran.
"Jangan bayar 100% di awal!" tegas dia kepada detikcom, Rabu (13/9/2023).
Dari pengalamannya, banyak proyek renovasi atau pembangunan rumah yang mangkrak ditinggal kontraktor. Kata Panggah, seringkali terjadi karena sang kontraktor sudah menerima pembayaran penuh di awal.
"Banyak kan kejadian, kontraktornya hilang setelah terima pembayaran 100% di awal. Kalau gini, konsumennya yang dirugikan," sambung dia.
Ia menyarankan, agar konsumen membagi proses pembayaran dalam beberapa termin. Idealnya, menyusun skema pembayaran berdasarkan progress pembangunan. Artinya, proses pembayaran dilakukan setiap kali ada perkembangan proses pembangunan.
"Katakan setiap 25% baru dibayar, nanti 25% lagi dibayar. Jadi ada 4 kali bayar," jelasnya memberikan contoh.
Konsumen bisa melakukan review atau evaluasi dengan meminta laporan perkembangan konstruksi tentang apa saja yang sudah dikerjakan oleh kontraktor sebelum melakukan pembayaran termin berikutnya.
Dengan cara ini, Panggah menjelaskan, konsumen bisa memperoleh hasil yang optimal dari proyek pembangunan atau renovasi rumah impiannya dan meminimalisir timbulnya kerugian selama proses pekerjaan.
(abr/zlf)
