Melansir Newsweek, Senin (2/10/2023), suku bunga rata-rata untuk kredit rumah selama 30 tahun naik menjadi 7,51% pada hari Senin pekan lalu. Angka ini naik sebesar 0,21% dari hari sebelumnya. Berdasarkan laporan dari Mortgage News Daily (MND), tingkat suku bunga yang mencapai lebih dari 7,5% ini merupakan yang pertama kali sejak tahun 2001 silam.

Tak hanya itu, biaya pinjaman untuk KPR dengan suku bunga tetap selama 15 tahun pun juga meningkat. Suku bunga rata-rata untuk kategori ini naik menjadi 6,8%, meningkat sebesar 0,09% dari hari sebelumnya.

Michael McDonough, Kepala Ekonom Produk Keuangan di Bloomberg, membagikan grafik pembayaran bulanan KPR menggunakan median harga rumah di pasaran di akun X (sebelumnya Twitter) pribadinya. Berdasarkan grafik tersebut, pembayaran bulanan KPR dengan suku bunga tetap selama 30 tahun adalah sebesar USUS$ 2.309 atau setara dengan Rp 34,6 juta.

"Ini adalah peningkatan substansial dari US$ 977 pada Maret 2020," tulis McDonough.

Sementara itu, berdasarkan grafik yang dibagikan oleh Media Research Center, sebuah lembaga konservatif yang berbasis di Virginia, suku bunga KPR mengalami peningkatan signifikan selama masa kepresidenan Joe Biden.

Grafik tersebut menggunakan data KPR dengan suku bunga tetap selama 30 taahun dari Freddie Mac's Primary Mortgage Market Survey. Berdasarkan grafik tersebut, suku bunga KPR saat ini meningkat dua kali lipat dibandingkan saat Presiden Donald Trump meninggalkan jabatannya.

Saat Trump masih menjabat sebagai presiden, suku bunga turun dari 4,09% menjadi 2,77% antara 19 Januari 2017 hingga 21 Januari 2021. Namun, saat Biden menjabat sebagai presiden, suku bunga meroket dari 2,77% menjadi 7,09% antara 21 Januari 2021 hingga 17 Agustus 2023.

"Minggu lalu, Indeks Harga Konsumen menunjukkan harga-harga telah naik 17,4% sejak Biden menjabat. Itu berarti 26 bulan konsumen menyaksikan gaji mereka menghilang di depan mata mereka karena kenaikan biaya hidup," kata Rep. Pat Fallon dari Texas, ketua Subkomite DPR untuk Pertumbuhan Ekonomi, Kebijakan Energi, dan Urusan Peraturan, dalam sebuah sidang dengar pendapat minggu lalu.

"Lebih buruk lagi, suku bunga KPR telah meningkat hampir dua kali lipat sejak Joe Biden menjabat sehingga semakin sulit bagi orang Amerika untuk membeli rumah baru. Ini jelas bukan Impian Amerika (American Dream)," lanjutnya.

Saat dimintai komentar mengenai kenaikan suku bunga KPR, Gedung Putih mengatakan bahwa pemerintahan Biden telah mengambil tindakan untuk mengatasi krisis perumahan tersebut.

Beberapa tindakan dari pemerintah guna mengatasi masalah tersebut, antara lain memungkinkan lebih banyak peminjam dengan utang pinjaman mahasiswa untuk memenuhi syarat mendapatkan KPR, mengurangi premi asuransi KPR sebesar US$ 800 (setara Rp 12 juta) per tahun untuk ratusan ribu pembeli rumah pertama kali, menyediakan lebih dari US$ 17 miliar (setara Rp 255 triliun) dana baru untuk membantu negara bagian dan pemerintah daerah memenuhi kebutuhan perumahan, serta mempermudah penggunaan dana federal untuk membangun perumahan.

"Presiden Biden berinvestasi pada perumahan yang terjangkau setelah beberapa dekade tidak ada tindakan. Ia percaya bahwa kaum muda berhak untuk tinggal di rumah berkualitas yang dapat mereka sewa atau miliki sendiri, bahwa mereka berhak mendapatkan kesempatan yang adil untuk meraih Impian Amerika (American Dream). Presiden Biden siap untuk melakukan investasi yang signifikan yang akan mewujudkan impian tersebut, namun anggota Kongres dari Partai Republik telah menghalangi setiap upaya untuk melakukannya," kata juru bicara Gedung Putih, Michael Kikukawa.

Buat detikers yang punya permasalahan seputar rumah, tanah atau properti lain, tim detikProperti bisa bantu cari solusinya. Kirim pertanyaan kamu vie email ke redaksi@detikproperti.com dengan subject 'Tanya detikProperti', nanti pertanyaan akan dijawab oleh pakar. (dna/dna)