Renovasi rumah biasa dilakukan karena berbagai alasan. Misalnya agar rumah tidak kebanjiran, bertambahnya sanak saudara, dan lainnya.
Namun, proses renovasi rumah banyak melalui tahapan kerja, seperti survei lokasi, pembuatan rencana anggaran biaya atau RAB, dan akhirnya proses pengerjaan rumah. Tahapan tersebut akan menjadi bagian penting yang jika tidak terlaksana akan berakibat buruk dari kesalahan pengerjaan rumah, struktur yang tidak sesuai dan pemilihan bahan baku yang tidak sesuai standar sipil konstruksi.
Akan tetapi ada sebagian pemilik rumah yang masih menganggap melakukan renovasi rumah tidak memerlukan jasa profesional seperti kontraktor maupun arsitek. Alasan yang sering diketahui adalah mahalnya biaya jasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi para pemilik rumah mengandalkan "tukang" yang dikenal dari keluarga, saudara atau teman sebagai referensinya. Sistem kerja yang dilakukan oleh para "tukang" tersebut biasanya menawarkan harian atau borongan.
Dari segi harga mungkin memang lebih murah, tetapi eksekusi, hasil, anggaran biaya yang membengkak dan juga kualitas pengerjaan rumah yang tidak terjamin. Karena tidak adanya kontrak, RAB, dan konsultasi saat melakukan pengerjaan rumah.
Nah, berikut ini bahaya renovasi tanpa perencanaan:
1. Pembengkakan Biaya
Ketika pemilik rumah ingin membangun atau merenovasi rumah maka sangat dibutuhkan survei lapangan dan konsultasi. Hasil dari survei lapangan dan konsultasi menentukan bentuk desain, bahan bangunan yang digunakan, dan juga anggaran yang akan dikeluarkan sesuai rab. Banyak kasus proyek rumah mangkrak yang diakibatkan karena tidak bisa melanjutkan proses pembangunan yang disebabkan pembengkakan biaya yang tidak tercantum di dalam RAB.
2. Timeline Pekerjaan Berantakan
Pembuatan Timeline pekerjaan adalah hal yang sangat dibutuhkan karena menentukan tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan. Biasanya, pembangunan tanpa menggunakan timeline atau s-curve tidak sesuai waktu yang diinginkan dalam proses Pembangunan rumah. Jangka waktu berapa lamanya pembangunan rumah akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan.
3. Konsep Rumah Tidak Terealisasi
Konsep yang diinginkan tidak sesuai dengan yang direalisasikan. Biasanya hal ini disebabkan pembuatan desain atau konsep sebuah rumah tidak selaras dengan gambar kerjanya. Maka dari itu penting untuk membuat perencanaan pembangunan atau renovasi rumah.
4. Resiko Gagal Bangun
Pembengkakan anggaran yang terjadi karena tidak adanya rencana anggaran biaya menyebabkan adanya pengeluaran tak terduga yang tidak tertulis di kontrak dan tahapan kerja yang salah karena tidak dilakukan oleh pihak profesional.
5. Dampak Jangka Panjang Bangunan
Pembangunan rumah memiliki standart sipil konstruksi tersendiri. Hal itu didapatkan dari pendidikan yang ditunjang dengan kapabilitas pengalaman kerja. Maka dari itu untuk meminimalisir adanya pembengkakan biaya, konsep rumah tidak terealisasi, timeline pekerjaan berantakan hingga resiko gagal bangun, gunakan lah jasa profesional untuk melakukan renovasi.
Itulah sederet bahaya renovasi rumah tanpa perencanaan. Semoga bermanfaat!
Harismawan Akbar Dwi Atmojo
Direktur Utama
PT Sanskara Bumi Perkasa
Buat detikers yang punya permasalahan seputar rumah, tanah atau properti lain, tim detikProperti bisa bantu cari solusinya. Kirim pertanyaan kamu via email ke redaksi@detikproperti.com dengan subject 'Tanya detikProperti', nanti pertanyaan akan dijawab oleh pakar.
(abr/dna)