Menurut EFSi (Electrical Safety Foundation international) di Amerika Serikat, korsleting listrik menyebabkan kebakaran rumah terjadi 51.000 kali setiap tahun, memakan hampir 500 korban jiwa, 1,400 korban luka dan kerugian material sebesar US$ 1,3 miliar. Korsleting listrik sering terjadi karena arus yang berlebih menyebabkan kabel menjadi terlalu panas lalu terbakar.
Din Indonesia, hal serupa terjadi tak jauh berbeda. Seperti yang menimpa satu keluarga tewas dalam kebakaran rumah kontrakan di Sunter Jaya, Jakarta Utara dini hari tadi.
Lantas bagaimana mencegah terjadinya kebakaran di rumah?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO SobatBangun Taufiq Hidayat, memberikan beberapa tips supaya rumah tidak mudah terbakar, di antaranya:
1. Tidak menggunakan material mudah terbakar
Taufiq mencontohkan pada bagian dinding. Sebaiknya, agar rumah tidak mudah terbakar, dinding dibuat dari batu bata atau batako.
"Yang tahan api ya bahan-bahan rumahnya kayak temboknya, misalnya dari kayu itu kan gampang terbakar. Tapikan kalau dari batu bata atau bata ringan kan bahan itu nggak mudah terbakar," tuturnya kepada detikcom, Sabtu (12/8/2023).
2. Pastikan instalasi listrik aman
Ada baiknya ketika membangun rumah untuk pemasangan aliran listrik dilakukan oleh ahlinya. Hal ini untuk menghindari adanya korslet di kemudian hari. Sebab, semakin besar daya yang dibutuhkan oleh suatu rumah, semakin kompleks jaringan listriknya.
"(Kalau penyebab kebakaran dari korsleting listrik) ya harus dipastikan instalasi listrik aman dan sesuai kapasitas daya listrik yang akan digunakan di rumah itu," ujar Taufiq.
Taufiq juga mengatakan untuk menggunakan kabel sesuai kapasitasnya.
"(Pastikan) kabel itu tidak melebihi kapasitasnya. Biasanya, kabelnya kecil, tapi dicolokin semua itu daya semua, buat kulkas, tv, rice cooker, itu sampai cabang-cabangnya banyak, sehingga kabel itu panas. Ketika panas itu lapisan penutupnya, karetnya itu bisa kebakar. Kalau kebakar, trus bahan-bahan di sekitarnya gampang kebakar, ya sudah rumah itu rawan kebakaran," paparnya.
3. Sediakan alat pemadam api
Taufiq juga menyarankan agar terdapat alat-alat yang bisa memadamkan api. Contohnya seperti alat pemadam api ringan atau APAR.
"Satu lagi, kalau bisa harus tersedia alat-alat pemadam api, APAR atau sedia karung, kain (yang mudah menyerap air untuk memadamkan api) yang sewaktu-waktu terjadi timbul api, dari listrik atau kompor (gas) itu bisa langsung diatasi," pungkasnya.
Sebelumnya Kepala BPBD DKI Isnawa Adji mengatakan kebakaran di Sunter Jaya dilaporkan terjadi pada pukul 02.50 WIB dan selesai pemadaman pada pukul 03.10 WIB.
"Tiga orang meninggal dunia. Keterangan satu keluarga," kata Kepala BPBD DKI Isnawa Adji kepada wartawan.
Jumlah kerugian akibat kebakaran tersebut masih didata petugas. Dari dugaan sementara, kebakaran terjadi akibat korsleting listrik.
"Penyebab korsleting listrik," ujar Isnawa.
Penanganan sudah dilakukan dengan mengerahkan satu unit TRC BPBD DKI, 12 unit Damkar, satu unit Satpol PP, satu unit PMI, Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga PLN.
(dna/dna)