Punya properti hunian tentunya sangat diinginkan oleh banyak orang, termasuk anak-anak muda. Namun, yang jadi masalah adalah bagaimana caranya untuk memiliki properti tempat tinggal?
Menurut Board of Commisioner Xavier Marks Indonesia, Lisa Kuntjoro hal pertama yang dilakukan adalah memiliki niat dan keinginan untuk memiliki hunian. Jika sudah memiliki niat, baru bisa melakukan pembelian rumah.
Wanita yang dikenal sebagai 'Ratu Pondok Indah' ini membagikan beberapa tips untuk anak-anak muda dalam memiliki properti, yaitu:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Punya Niat
Menurutnya, memiliki properti sendiri dapat memberikan keuntungan secara tidak langsung, misalnya nilai properti yang semakin lama semakin tinggi. Dengan niat mempunyai rumah sendiri, kata Lisa, bisa mendorongnya untuk menabung dan membeli rumah.
"Setelah ada keinginan, kemudian actionnya. Kalau ingin saja, nggak ada actionnya juga nggak akan bisa (punya rumah). Pertama harus dipikirkan setelah dia beli, nilai Investasinya itu ada selama dia benar-benar milihnya yang tepat. Untuk mengetahui yang tepat kan dia bisa berkonsultasi kepada para agent," tuturnya kepada detikcom usai acara konferensi pers dan media gathering Xavier Marks Indonesia di Gedung Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (24/8/2023).
Dibandingkan menyewa tempat tinggal, menurutnya lebih baik punya hunian sendiri. Walau memang ada beberapa faktor yang membuat banyak anak muda memilih sewa tempat tinggal, misalnya agar lebih dekat ke tempat kerja.
"Kalau memiliki itu nilai investasinya ada, sedangkan kalau sewa dia akan membuang cost-nya, akan membuang pengeluarannya," tuturnya.
![]() |
2. Pilih hunian sesuai dengan kemampuan
Selanjutnya, para anak muda harus memilih hunian sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Jangan sampai asal pilih hunian saja. Apalagi saat ini ada banyak pilihan hunian, seperti rumah, apartemen, dan lainnya.
"Kalau dia nggak bisa, bisa ambil dulu (rumah) yang kecil untuk batu loncatan untuk dia misalnya memilih (rumah) yang besar," paparnya.
Sebelum membeli hunian, ada baiknya perhatikan sarana yang ada, seperti sekolah, supermarket, hingga transportasi umum.
3. Sisihkan uang untuk membeli rumah
Lalu, anak-anak muda bisa mulai menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membeli rumah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Sebab, untuk membeli rumah saat ini sudah ada berbagai cara yang mudah, salah satunya melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Kemudian dia punya penghasilan kan, jadi dia harus menyisihkan dan mengukur jangan sampai umpamanya main ambil, nah itu juga bahaya, jadi diukur," katanya.
Ia mengatakan, jangan hanya kesenangan saja yang menjadi pikiran anak-anak muda. Sebab, memiliki rumah merupakan kebutuhan.
"Jangan mereka seneng, seneng, seneng, nanti tuanya nggak punya rumah. Mulai sekarang anak muda mulai berpikirlah untuk memiliki properti sendiri," pungkasnya.
Sebagai tambahan, Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengungkapkan cara untuk menabung untuk membeli rumah. Menurutnya, setidaknya sisihkan 10% dari penghasilan untuk mengumpulkan uang guna membayar DP atau down payment rumah.
"Untuk mendapat rumah impian kendalanya mungkin harganya cukup tinggi, apalagi kalau mau beli properti biasanya harganya makin lama makin mahal. Kalau tujuan yang penting rumah dulu yang pertama kita lakukan adalah kejar untuk dapat DPnya dulu, misal 20% dari harga rumah, (pilih) harga rumahnya juga yang terjangkau oleh kita," ujarnya kepada detikcom.
Misal kamu kerja di Jakarta dengan gaji Rp 5 juta, lalu harga rata-rata rumah di Jakarta sekitar Rp 300-500 juta. Apabila harga tersebut masih terasa tinggi, maka kamu bisa membeli rumah di daerah pinggiran Jakarta, misalnya Bogor, Tangerang atau Bekasi yang harga rumahnya masih dapat Rp 200-300 juta.
"Misalnya rumah harga Rp 200 juta, harus ada (DP) 20%, harus punya Rp 40 juta. Cara menyisihkannya gimana? Caranya kita akan menyisihkan 10% dari penghasilan kita. Misalnya gaji Rp 5 juta, jadi 10%nya adalah Rp 500 ribu. Memang mengumpulkannya akan cukup lama," katanya.
Untuk menyiasatinya, kamu bisa melakukan tambahan kerja atau booster tambahan uang atau bahkan mencari pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi. Sebab, jika hanya mengandalkan penghasilan saja akan sangat lama untuk terkumpul uangnya.
"Saya menyarankan untuk teman-teman yang masih single dan nggak ada tanggungan finansial bantuin orang tua atau adeknya, daripada uangnya habis untuk gaya hidup, mending sisihkan lebih besar dari idealnya 10% itu tadi, bahkan mereka bisa sisihkan jadi 40-50%," paparnya.
(zlf/zlf)