Seru banget nih kalau sudah ngomongin rumput sintetis. Apa lagi sedang ramaikan jadi bahan pembicaraan gara-gara geger renovasi Jakarta International Stadium (JIS) yang disebut-sebut salah satunya soal rumput stadionnya yang dinilai nggak standar FIFA.
Nah, kalau untuk urusan rumput sintetis di rumah, kita nggak perlu ribet lah ya untuk ikuti standar FIFA. Tapi, jangan sembarang juga pasang rumput sintetis di rumah.
Beda jenis, beda juga penggunaannya. Dikutip dari homestratosphere.com, berdasarkan bahannya, ada beberapa jenis rumput sintetis lho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nylon
![]() |
Bisa dibilang, ini adalah jenis rumput buatan terkuat yang tersedia di pasaran. Rumput sintetis berbahan nilon dapat menahan beban berat dan suhu tinggi tanpa menjadi kusut atau kehilangan bentuk aslinya.
Bahannya yang 'badak' banget bikin rumput sintetis ini tahan lama. detikers nggak perlu khawatir tampilannya rusak atau berubah karena sinar matahari yang panas atau nggak sengaja sobek kena benda tajam.
Sayangnya, rumput sintetis jenis ini harganya mahal banget. Bisa dibilang jadi yang paling mahal di antara bahan rumput sintetis yang lain.
Selain itu, bahan nylon juga membuat tumpukan rumput jenis ini kaku. Makanya biasanya aplikasi rumput sintetis berbahan nylon ini sering digabungkan dengan jenis rumput sintetis lain.
Karena tekstur serat yang kaku, bikin rumput ini sama sekali nggak terasa alami, meski terlihat bagus dan cenderung bertahan lama jika dipasang dengan benar.
Polyethylene
![]() |
Rumput sintetis berbahan polietilen bisa dibilang sebagai rumput sintetis paling idola. Jenis rumput buatan ini nggak cuma terlihat luar biasa dengan warna hijau cerah dan banyak tekstur, tapi juga terasa lebih lembut dan alami dibandingkan nilon.
Rumput sintetis jenis ini sering digunakan untuk lansekap serta lapangan atletik seperti sepak bola, sepak bola, dan baseball.
Saat dipasangkan dengan jerami sekunder nilon, jenis rumput sintetis ini bakal jadi 'badak' banget. Kuat dan tahan terhadap banyak jenis penggunaan tanpa khawatir terlihat compang-camping karena usang.
Ini karena rumput polietilen tidak berpori, dan membuatnya tidak akan menahan bau seperti rumput buatan nilon.
Polypropylene
![]() |
Ini bukan hanya pilihan yang paling murah untuk rumput sintetis, tetapi juga yang paling nggak awet. Meskipun mungkin terlihat bagus untuk pemilik rumah yang sedang berburu tawaran lansekap yang bagus, rumput sintetis berbahan Polypropylene tidak akan cocok untuk dipijak, apalagi untuk alas bermain dan olahraga.
Kalau detikers menginginkan rumput buatan yang tahan lama, kamu harus memilih jenis yang lain karena polipropilen cepat aus lantaran teksturnya yang kelewat halus.
Lebih parahnya, rumput sintetis jenis ini juga nggak tahan panas seperti nilon dan polietilen. Artinya, kalau dipasang di area outdoor yang terpapar langsung oleh panasnya matahari, rumput sintetis ini bakal langsung tampak tidak alami yang memiliki bintik-bintik datar dan area yang cacat akibat paparan panas.
Tapi bila hanya digunakan untuk kebutuhan hiasan di dalam ruangan yang jarang dipijak, rumput sintetis ini bisa dibilang sebagai pilihan yang pas.
(dna/dna)