Rumah panggung biasanya identik dengan rumah tradisional atau kuno. Di zaman dulu, rumah panggung digunakan untuk menghindari hewan buas. Sekarang karena sudah lebih maju dan modern, masalah-masalah seperti itu sudah tidak ada sehingga penggunaan rumah panggung sudah banyak ditinggalkan. Namun berbeda dengan kebanyakan orang, Marie, seorang warga ibu kota memilih untuk nekat membangun rumah panggung di tengah kota.
![]() |
Marie, pemilik akun Instagram @rumah.merdi, membagikan cerita tentang rumah panggungnya di akun Instagram tersebut. Ternyata bukan tanpa alasan, keputusan Marie untuk membangun rumah panggung ini dilatarbelakangi oleh kawasan rumahnya yang sering kali dilanda banjir.
Banjir terparah yang pernah melanda rumahnya adalah di tahun 2020, yang mana ketinggiannya mencapai leher orang dewasa. Selain itu, Marie juga menjelaskan sudah menyukai daerah rumahnya sekarang karena berada di tengah kota dan juga karena ini adalah tempat masa kecilnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pas udah nikah akhirnya melihat situasi ini kayak banjirnya tuh itu parah banget apalagi 2020 kemarin tuh kayak sempat se leher orang dewasa. Segala perabotan tuh kayak udah lenyap banget gitu dan itu tuh kayak kita cuci pakai sabun manual karena emang udah saking parahnya banget. Jadi, kita mikir kaya gimana caranya supaya kita bisa tinggal di sini karena kita suka dengan kestrategisan lokasinya dan juga kayak rumah massa kecil gitu loh jadi sudah terbiasa di daerah sana," kata Marie lewat sambungan telepon, Rabu (20/3/2024).
![]() |
Marie bercerita bahwa rumah ini dulunya adalah rumah masa kecilnya. Setelah beberapa tahun tinggal disana, ia memutuskan untuk merobohkan rumah itu dan membangun rumah panggung modern karena alasan banjir tersebut.
Selain konsep rumah panggung yang anti banjir ini, Marie juga menginginkan rumah yang fungsional dan praktis. Salah satunya adalah keinginannya untuk meminimalisir kebocoran di rumah dengan cara membangun rumah tanpa balkon.
"Kita nggak pengin punya rumah yang ada balkonnya karena ya ingin meminimalisir kebocoran. Terus juga pengin punya rumah yang praktis banget muat banyak mobil juga, karena keluarga keluarga besar sering bertamu. Nah terus, makanya kita konsul ke arsitek, mau rumah yang bebas banjir, rumah yang muat banyak kendaraan, rumah yang ga ada balkon, dan sesuai keinginan kita kan. Akhirnya muncullah rumah ini," ungkap Marie.
![]() |
Untuk pembangunan dan desain rumahnya, Marie menggunakan jasa arsitek kepercayaannya. Hasilnya adalah rumah panggung tiga lantai ini bisa selesai dalam waktu 6 bulan saja.
"Cuma 6 bulan. Itu dari bener-bener dari ancurin bangunan lama, bikin pondasi, sampe kita tinggalin itu 6 bulan. Jadi, 6 bulan pas itu mereka selesai ya sudah besoknya kita langsung pindahan."
Rumah panggung yang berdiri di atas tanah seluas 105 meter persegi ini, terdiri dari tiga lantai dengan tiang panggung setinggi 2,5 meter. Marie mengatakan area bawah rumahnya itu hanya digunakan untuk kendaraan dan juga area resapan karena ia benar-benar fokus dengan fungsi rumahnya untuk terhindar dari banjir. Hal itu juga lah yang menjadi keunikan dari rumah panggung ini, karena tidak banyak rumah yang punya area resapan sendiri.
"Kalau aku bisa bilang tuh yang bawah sebagai area resapan juga. Karena ya kita kan nggak ada area cor-cor an juga ya, pure tanah, terus kita tebar pasir dan taro krikil tuh. Nah itu maksud aku yang unik juga gitu, karena jarang punya rumah yang 1 lahan untuk resapan, bisa untuk resapan juga selain untuk transport," katanya.
(dna/dna)