Penggunaan desain vintage pada rumah banyak digandrungi masyarakat. Shabby chic, adalah salah satu desain interior yang digunakan di rumah.
Melansir The Spruce, shabby chic merupakan gaya dekorasi interior yang menyatu memadukan unsur vintage dan cottage disatukan dengan warna dan tekstur yang halus lembut dan romantis untuk menciptakan tampilan elegan. Shabby chic menjadi pilihan utama dalam beberapa dekade dan semakin populer di penghujung tahun 1980-an.
Sejarah Shabby Chic
Desain shabby chic mulai terkenal sekitar tahun 1980-an dan 1990-an. Gaya ini mencapai popularitasnya setelah desainer Rachel Ashwell membuka gerai dengan nama yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal mula penyebutan gaya shabby chic karena Ashwell membuat frasa tersebut untuk mendefinisikan idenya dalam mengubah barang bekas vintage menjadi dekorasi rumah yang kasual dan cantik, namun tetap elegan.
Tokonya semakin berkembang, kemudian ia berkolaborasi dengan pengecer besar dan menargetkan produk bergaya shabby chic ini kepada masyarakat. Sementara itu, estetika lain bermunculan di beberapa tahun sejak ketenaran Ashwell meroket.
Seorang desainer yang bernama Carrie Leskowiz mengatakan bahwa ini hanya masalah waktu sebelum shabby chic kembali menjadi yang paling pertama. "Selamat datang kembali Rachel Ashwell, kami merindukanmu dan estetika shabby chic-mu," kata seorang desainer yang bernama Leskowitz, yang dikutip dari The Spruce pada Kamis (17/10/2024).
"Saya tidak heran tampilan shabby chic yang begitu populer di tahun 1990-an kini kembali populer. Apa yang terjadi akan kembali terjadi, tetapi sekarang tampilannya lebih ramping dan lebih canggih untuk generasi baru. Tampilannya, yang dulunya merupakan tren yang membosankan, kini tampak teruji dan benar, dengan beberapa perubahan," tambahnya.
Ia mengaitkan lagi tentang gaya shabby chic dengan adanya peningkatan waktu yang dihabiskan di rumah selama pandemi. "Orang-orang mencari keakraban, kehangatan, dan kenyamanan dari rumah mereka saat pandemi melanda," jelasnya. "Pemahaman mendalam bahwa rumah kita lebih dari sekadar alamat menjadi sangat umum."
Terdapat pula pendapat dari desainer lainnya, Amy Leferink mengenai gaya tersebut. Ia mengatakan, "Shabby chic adalah gaya yang mengutamakan kenyamanan dan pesona kuno," katanya.
"Gaya ini langsung menciptakan nuansa rumah dan kehangatan, serta dapat membuat ruangan terasa nyaman tanpa harus bekerja terlalu keras," tambahnya.
Karakteristik Shabby Chic
Desainer Lauren DeBello menggambarkan shabby chic sebagai gaya klasik dan romantis yang menjadi alternatif dari gaya mewah seperti art deco. Furnitur yang tampak usang, sering dilapisi cat kapur, ditambah dengan motif bunga, warna lembut, dan lipatan, adalah ciri khas utama shabby chic. Menariknya, semakin lama furnitur digunakan, semakin cocok tampilannya dengan ruangan bergaya shabby chic.
![]() |
Tips untuk Dekorasi Shabby Chic
Hingga kini, shabby chic masih menjadi tren utama meskipun tampilannya dari masa ke masa mengalami sedikit perbedaan dan diperbarui dari segi estetikanya sejak beberapa dekade yang lalu.
"Pita paku, rumbai, dan pinggiran mungkin masih ada, tetapi hiasan yang tidak perlu, karangan bunga, lengan yang digulung besar, dan kain penutup yang berat yang menjadi ciri khas tampilan shabby chic sebelumnya sudah tidak ada lagi," jelas Leskowitz.
Seorang desainer yang bernama Miriam Silver Verga juga setuju kalau gaya shabby chic telah bergeser dari waktu ke waktu. "Gaya shabby chic yang baru memiliki lebih banyak kedalaman daripada gaya shabby chic 15 tahun lalu," ungkapnya.
"Warnanya masih lembut, tetapi lebih kalem dan terinspirasi oleh gaya Inggris yang dipopulerkan oleh acara-acara Inggris seperti ' Bridgerton ' dan 'Downton Abbey'," tuturnya.
Cetakan dinding, kertas dinding bermotif bunga, dan aksesori vintage adalah barang yang wajib dimiliki, imbuhnya, begitu pula bahan organik seperti goni. "Menjaga hubungan dengan alam terbuka adalah kuncinya, baik melalui skema warna, bahan, atau seni," pungkasnya.
(abr/abr)