Beragam pilihan desain interior yang bisa diaplikasikan di rumah, salah satunya Wabi Sabi yang khas di kebudayaan Jepang. Wabi Sabi tidak sekadar estetika ruang belaka, melainkan juga mengandung konsep seni, filosofi, dan perasaan manusia.
Definisi Desain Interior Wabi Sabi
Melansir dari laman Japan Objects pada Kamis (28/3/2024), Wabi Sabi sejatinya menekankan keindahan pada ketidaksempurnaan suatu barang. Konsep ini dapat ditemukan di mana saja, misalkan retakan pada teko, kayu pada pintu tua,pemandangan berkabut, cangkir yang terdistorsi, bahkan pantulan bulan pada kolam.
Berdasarkan Wabi Sabi: The Japanese Art of Impermanence, Andrew Juniper mendefinisikan wabi sabi sebagai apresiasi intuitif terhadap keindahan sesaat di dunia, fisik yang mencerminkan aliran kehidupan yang tidak dapat diubah di dunia spiritual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Desain Interior Wabi Sabi
Wabi Sabi sudah lama menjadi bagian dari kebudayaan Jepang. Asal usulnya bisa ditarik dari kisah Sen no Rikyu, yang sudah muncul pada abad ke-16. Pada masa itu, Biksu Zen melakukan upacara minum teh serta masih dipraktikkan hingga sekarang.
Menurut legenda, Rikyu yang masih muda sangat bersemangat mempelajari kode ritual leluhur seremonial teh. Kemudian ia menemukan seorang yang terbilang ahli dalam membuat teh, Takeno Joo yang memintanya merapikan pekarangan.
Rikyu membersihkan seluruh tempat dengan sempurna. Rikyu membereskan ruangan dengan sempurna, akan tetapi ia menambah ketidaksempurnaan dengan menggoyangkan pohon supaya bunga-bunganya jatuh ke tanah. Ketidaksempurnaan yang indah ini yang menciptakan konsep Wabi Sabi.
Karakteristik
Mengaplikasikan konsep wabi-sabi pada interior desain menekankan pada bahan-bahan alami dan ketidaksempurnaan. Desain ini mengajak untuk menerima dan mencari keindahan dalam ketidaksempurnaan, sehingga menciptakan suasana tenang.
Berikut ini karakteristik dari desain interior Wabi Sabi yang dikutip dari laman Robern.
Gunakan Elemen Alami
Penggunaan bahan-bahan alami sangat esensial untuk membuat desain Wabi Sabi. Kamu bisa menggunakan bahan kayu, batu, clay, serta tekstur dan penampilan yang dekat dengan alam.
Selain itu, Wabi Sabi juga suka menggunakan material tersebut dalam keadaan tidak diproses, sehingga mampu memancarkan keindahan alaminya. Misalnya meja kayu yang rusah, lantai batu yang kasar.
Menerima Ketidaksempurnaan
Berbeda dengan desain interior modern yang menekankan kesempurnaan, Wabi Sabi mencari keindahan dari ketidaksempurnaan. Desain ini memanfaatkan benda yang retak, pecah, dan usang yang ternyata membuat suatu ruangan lebih hangat dan berkehidupan.
Minimalis
Desain interior ini berfokus pada kesederhanaan yang mampu menciptakan suasana tenang dan damai, sehingga sangat cocok untuk mengimbangi kehidupan kota besar. Wabi Sabi sering kali tampak mengatur layout ruangan yang lebih lowong karena tidak menggunakan terlalu banyak perabotan.
Desain tersebut menganjurkan untuk memakai barang-barang yang multifungsi serta menyediakan tempat penyimpanan agar ruangan rapi dan terorganisir. Dengan begitu, ruang terasa lebih lega dan memungkinkan cahaya alami tersebar ke seluruh ruangan.
Warna Netral dan Muted
Interior Wabi Sabi menggunakan warna netral dan muted untuk menonjolkan keindahan alami dari bahan dan tekstur barang. Tentunya warna yang digunakan banyak ditemukan di alam seperti beige, taupe, dan abu-abu. Selain itu, warna tersebut juga memberi efek menenangkan serta mudah dipadu padankan.
Kerajinan Tangan
Gunakan barang-barang interior yang dibuat secara manual oleh tangan manusia. Dengan begitu, desain Wabi Sabi menciptakan kesan hangat dan autentik.
Demikian penjelasan tentang definisi, sejarah, dan karakteristik desain interior Wabi Sabi ala Jepang. Semoga bermanfaat!
(dhw/dna)