Jepang - Jumlah rumah kosong yang ditinggalkan di Jepang semakin tinggi. Fenomena ini disebut dengan akiya.
Foto Properti
Mengenal Fenomena Akiya Jepang, Rumah Kosong yang Ditinggalkan

Dikutip dari situs Cheap Houses Japan, akiya diterjemahkan sebagai rumah kosong yang mungkin memiliki atau tidak memiliki kepemilikan yang dapat dilacak. Tingginya jumlah akiya membuat fenomena ini terlihat biasa di Jepang, terutama di pulau-pulau kecil seperti Shikoku dan Kyushu.
Dilansir dari Business Insider, Rabu (25/9/2024), inti permasalahan tersebut karena populasi di Jepang banyak yang pindah ke kota atau melakukan urbanisasi. Hal ini menyebabkan banyak rumah kosong di pedesaan. Bahkan Kepala Ekonom Nomura Research Institute (NRI), Richard Koo mengatakan, penghuni di pedesaan Jepang sudah mengalami penurunan sejak pertengahan tahun 1990-an.
Belum lagi ditambah masalah penurunan populasi. Tingkat kesuburan Jepang menurun selama 7 tahun berturut-turut pada 2022, turun menjadi 1,26 kelahiran per wanita dari 1,30 kelahiran per wanita pada 2021.
Sementara itu, pemerintah Jepang juga tidak bisa menghancurkan rumah-rumah terbengkalai begitu saja. Sebelum tahun 2015, pemerintah Jepang tidak mempunyai hak untuk meminta pemilik rumah terbengkalai untuk mengelola rumah mereka dengan baik. Di sisi lain, sulit juga untuk menemukan pemilik rumah yang sudah lama dibiarkan kosong.
Angka ini setara dengan jumlah rumah yang dapat menampung seluruh penduduk Australia dengan masing-masing rumah terdiri dari 3 orang. Jumlah rumah kosong di Jepang saat ini meningkat sebesar 510.000 dan menjadi rekor tertinggi. Jumlah rumah kosong di Jepang per Oktober 2023 menjadi 8,49 juta dari yang sebelumnya hanya 3,85 juta pada tahun 2018. Β
Penyebab fenomena akiya ini yang dilansir dari situs Kokoro yakni jumlah populasi menurun, banyaknya orang tua, urbanisasi, kebijakan bunga murah serta kebijakan pajak tanah kosong. Β