Jakarta - Banjir abadi melanda 2 Kelurahan di Depok yakni Cipayung dan Pasir Putih sejak November 2023. Begini kondisi 'Desa Mati' tersebut.
Sudah 6 Bulan Dilanda 'Banjir Abadi', Begini Potret 'Desa Mati' di Depok

Kondisi banjir tinggi pada Maret 2024 yang menenggelamkan rumah dan pabrik tahu di bantaran Kali Pesanggrahan. Menurut Ketua RT 04 Kampung Bulak Barat, Cipayung, Depok, Naserih penyebab banjir abadi ini adalah perbaikan jembatan Kali Pesanggarahan pada 2019 lalu yang dibuat terlalu pendek sehingga sampah banyak yang menyangkut di bawahnya. Selain itu, ada longsoran sampah dari TPA Cipayung yang membuat kali menyempit.Foto: Dok. Istimewa
Kondisi rumah dan jalan pada Mei 2024, air turun sampai ke dataran terendah. Rumah berwarna biru ini sebelumnya terendam hingga menyisakan atap saja. Sementera bangunan di sampingnya adalah pabrik tahu yang sudah berhenti beroperasi sejak 2023 karena banjir. Foto: Sekar Aqillah Indraswari
Kondisi rumah salah satu korban banjir abadi di Depok yang lokasinya memang di pinggir bantaran Kali Pesanggrahan. Udin dan keluarga sudah menempati rumah tersebut sejak 2020 dan mengaku banjir datang setiap tahun, tetapi yang terburuk terjadi pada akhir 2023 sampai awal tahun 2024. Foto: Dok. Istimewa
Foto rumah Udin dari samping. Udin mengatakan excavator berdiri di atas rumah warga yang sudah hancur akibat banjir pada 2017. Kini, penghuninya sudah mengontrak tidak jauh dari lokasi dan masih menunggu bantuan dari Pemkot Depok. Foto: Sekar Aqillah Indraswari
Kondisi rumah Udin jika dilihat dari pembatas air di Kelurahan Pasir Putih. Rumah Udin bertetangga dengan kakak dan keponakannya. Saat pindah ke sana, Udin sudah meninggikan rumah hingga 3 meter, tetapi air tetap masuk hingga ke atap. Foto: Sekar Aqillah Indraswari
Lelah terus mengungsi, Udin memutuskan mengontrak tidak jauh dari lokasi banjir dengan biaya sewa Rp 750.000 per bulan. Meskipun tidak besar, dia mengaku lebih tenang dan nyaman daripada setiap hari harus berlari menyelamatkan diri. Foto: Sekar Aqillah Indraswari
Korban lainnya dari Kampung Bulak Barat, Kelurahan Cipayung bernama Ginting. Rumah Ginting cukup tinggi dari Kali Pesanggrahan, tetapi sejak November 2023, air di halamannya tidak pernah surut. Padahal dia sudah membeli rumah tersebut sejak 35 tahun lalu. Foto: Sekar Aqillah Indraswari
Kini Ginting juga ikut mengontrak dan hanya kembali saat ingin membersihkan rumah. Rumahnya lokasinya lebih tinggi dari halaman sehingga bisa kering lebih cepat. Foto: Sekar Aqillah Indraswari
Dari luar, begini kondisi rumah Ginting saat ini, banyak genangan air dan sampah yang masuk ke halamannya. Foto: Sekar Aqillah Indraswari
Selain rumah Ginting dan Udin, pabrik tahu yang sudah berdiri sejak 10 tahun lalu juga terdampak. Padahal pabrik ini sudah memiliki 2 lantai tetapi air datang sangat tinggi sehingga menghempas semua isi di dalamnya. Pemilik pabrik tahu tidak dapat mendirikan pabrik baru dan masih menunggu pembebasan lahan yang dijanjikan oleh Pemkot Depok. Foto: Sekar Aqillah Indraswari