Kota Marrakesh, Maroko diguncang gempa berkekuatan 6,8 skala richter dan menewaskan lebih dari 2.000 orang. Marrakesh, ada kota bersejarah yang juga dijuluki 'kota merah'.
Marrakesh adalah kota tua yang dilindungi oleh UNESCO karena budaya dan sejarahnya. Dijuluki kota tua pun bukan tanpa alasan. Marrakesh dikelilingi hutan palem yang luas dan bangunan juga bentengnya dibangun dengan bahan material tanah liat berwarna merah.
Dikutip dari Marrakech Sunset, Kota ini dibangun pada masa pemerintahan Almohad. Marrakesh terkenal dengan tamannya, terutama kebun zaitun Menara dan kebun Agdal yang berdinding seluas 1.000 acre (405 hektare). Sistem irigasi yang dibangun di bawah pemerintahan Almoravid masih digunakan untuk mengairi taman kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dicat seluruhnya dengan warna merah jambu salmon yang mempesona, Marrakesh sering disebut sebagai "Kota Mawar" atau "Kota Merah" oleh ribuan peziarah budaya. Marrakesh, permata Maroko, telah menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan selama berabad-abad.
Sementara dikutip dari Brittanica, kota Marrakech didirikan pada pertengahan abad ke-11 oleh YΕ«suf ibn TΔshufΔ«n dari dinasti Almoravid, dan berfungsi sebagai ibu kota Almoravid hingga jatuh ke tangan Almohad pada tahun 1147. Pada tahun 1269, Marrakesh dikuasai oleh MarΔ«nids, yang ibukotanya lebih disukai adalah kota utara FΓ¨s. Meskipun Marrakesh berkembang saat menjadi ibu kota di bawah pemerintahan SaΚΏdΔ« pada abad ke-16, para penguasa ΚΏAlawi berikutnya lebih sering tinggal di FΓ¨s atau MeknΓ¨s.
Namun, kaum ΚΏAlawi terus menggunakan Marrakesh sebagai pos militer. Pada tahun 1912 Marrakesh direbut oleh pemimpin agama AαΈ₯mad al-αΈ€Δ«bah, yang dikalahkan dan diusir oleh pasukan Prancis yang dipimpin oleh Kolonel Charles M.E. Mangin. Di bawah protektorat Prancis (1912-1956), Marrakesh selama bertahun-tahun dikelola oleh keluarga Glaoui, yang terakhir di antaranya, Thami al-Glaoui, menjadi penghasut utama turunnya Muhammad V pada tahun 1953.
Dikutip dari BBC, pada pekan lalu, kota ini diguncang gempa. Pemerintah Maroko melaporkan bahwa sedikitnya 2.122 orang tewas dan lebih dari 2.421 orang terluka, banyak di antaranya dalam kondisi kritis.
Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter meluluhlantakkan rumah-rumah, memblokir jalan-jalan dan mengguncang bangunan-bangunan hingga ke pesisir utara negara itu.
Kota tua Marrakesh, yang merupakan situs Warisan Dunia Unesco, mengalami kerusakan.
Raja Maroko Mohammed VI telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional pada Sabtu, karena dampak dari gempa tersebut.
Unit perlindungan sipil dikerahkan untuk meningkatkan stok bank darah, air, makanan, tenda dan selimut, kata istana.
Namun mereka mengakui bahwa beberapa daerah yang terkena dampak paling parah sangatlah terpencil.
Sehingga, tidak mungkin menjangkau mereka beberapa jam setelah gempa - periode paling krusial bagi banyak korban luka-luka.
(zlf/zlf)