Bencana banjir rob dan longsor yang terjadi tiga minggu lalu di Sumatera telah meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia. Bencana ini merenggut ribuan nyawa dan ratusan ribu tempat tinggal warga di tiga provinsi.
Bantuan datang dan telah disalurkan dari berbagai pihak, baik berupa bantuan logistik, pakaian, medis, hingga internet. Di luar itu, bantuan yang saat ini sangat dibutuhkan oleh para korban adalah tempat tinggal pengganti yang layak dan aman untuk mereka.
Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) mengatakan perlu adanya tindakan nyata untuk membantu membangun rumah baru bagi para korban. Ketua DPP Apersi Junaidi Abdillah mengusulkan adanya kredit pemilikan rumah (KPR) bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bencana banjir dan longsor di Sumatera membuat kita semua berduka. Apersi juga turut prihatin dan berduka, tapi kita juga harus berbuat sesuatu untuk masyarakat yang menjadi korban. Kami mengusulkan adanya KPR Bencana, yakni sebuah program yang membantu para korban kembali memiliki tempat tinggal yang nyaman, sehat, dan aman," kata Junaidi dalam keterangan tertulis, seperti dikutip detikcom pada Jumat (19/12/2025).
Junaidi menerangkan KPR khusus bagi korban bencana alam ini diharapkan dapat membantu para korban. Rumah tersebut nantinya dibangun melibatkan pengembang berpengalaman dalam penataan pemukiman.
KPR Bencana ini, kata Junaidi, hanya diperuntukkan hanya untuk korban bencana yang fisik rumahnya 100 persen hilang atau hancur. Artinya, bukan renovasi melainkan berupa bangunan baru.
"Pemerintah membayarkan angsuran KPR, para korban tidak boleh dibebani untuk mencicil angsuran. KPR diberikan langsung ke korban bencana, sedangkan syaratnya jangan dipersulit seperti adanya penerapan SLIK," kata Junaidi.
Angsuran KPR yang dibayarkan pemerintah itu pembiayaannya mirip program KPR berskema subsidi selisih bunga (SSB).
"Program ini lebih efesiensi dan efektif berpotensi meringankan fiskal negara," terangnya.
Kalangan perbankan juga harus melihat hal ini sebagai lex specialist karena situasinya dipicu oleh bencana alam. Keterlibatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga sangat terbuka.
"KPR Bencana juga akan melibatkan tenaga kerja lokal ketika proses pembangunan rumah, sehingga mendorong perputaran ekonomi setempat mengingat bahan baku rumah didatangkan dari daerah setempat," papar Junaidi.
Sementara itu, Apersi menyalurkan bantuan bagi para korban bencana banjir di Sumatera pada 3 Desember 2025.
"Kami menyalurkan donasi senilai Rp 200 juta bagi korban bencana dalam bentuk makanan dan pakaian di lokasi bencana," ungkap Junaidi.
(aqi/zlf)











































