Cinta bisa membuat seseorang berbuat apa saja. Seperti yang dilakukan Satoru Takaba dari Jepang, ia menyewa apartemen selama 26 tahun tanpa menempatinya demi mencari pembunuh sang istri.
Dilansir dari South China Morning Post, pembunuhan istri Takaba, Namiko Takaba, terjadi pada 13 November 1999. Namiko ditemukan meninggal di apartemen dengan luka tusukan pada lehernya. Putranya yang berusia dua tahun tidak terluka dan berada di sisi ibunya yang sudah bersimbah darah. Saat kejadian, Takaba sedang tak berada di rumah
Demi menjaga tempat kejadian perkara, Takaba membayar uang sewa selama 26 tahun tanpa menempatinya. Lalu, ia dan putranya tinggal di tempat lain. Takaba pun tidak menikah lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total uang yang dihabiskannya untuk menyewa apartemen kosong itu sebesar 22 juta Yen atau sekitar Rp 2,36 miliar (kurs Rp 107). Kondisi apartemen juga dibiarkan tanpa perubahan dengan meninggalkan semua barang. Bahkan, ia tidak membersihkan bekas darah.
Hal itu dilakukan Takaba dengan harapan menemukan petunjuk terkait pembunuh istrinya. Ia tidak ingin bila ada orang lain yang menyewa tempat itu, TKP dan petunjuk-petunjuk pembunuhan bisa hilang. Ia pun menunggu penemuan baru dalam penyelidikan kasus pembunuhan tersebut.
Apartemen Namiko Takaba dan Satoru Takaba Foto: via qq.com |
Selain itu, polisi telah mengerahkan 100 ribu personil untuk memecahkan kasus ini. Sebanyak 5 ribu orang diwawancarai. Petunjuk yang didapat adalah pembunuh merupakan wanita dengan golongan darah B, tingginya sekitar 1,6 meter, dan mengenakan sepatu berukuran 24 centimeter.
Harapan Takaba akhirnya terwujud ketika tersangka menyerahkan diri ke polisi di Nagoya, Jepang. Pelakunya merupakan teman sekelas yang pernah naksir padanya semasa sekolah.
Polisi membuka kembali investigasi tahun lalu dan memfokuskan kembali penyelidikan mereka pada orang-orang yang terkait dengan keluarga tersebut. Pada 30 Oktober, Kumiko Yasufuku (69) menyerahkan diri kepada polisi.
Dulu Yasufuku pernah diwawancarai tetapi menolak memberikan sampel darah untuk dicocokkan DNA dengan pelaku. Kini ia sudah memberikan sampel darah dan DNA-nya ternyata cocok, lalu Yasufuku ditangkap polisi.
"Selama dua dekade terakhir, saya selalu khawatir setiap hari. Saya tidak berani menonton berita tentang kasus ini. Saya merasa cemas dan depresi setiap tanggal 13 November," kata Yasufuku kepada polisi, dikutip dari SCMP, Jumat (19/12/2025).
"Saya tidak ingin ditangkap karena saya tidak mau menimbulkan masalah bagi keluarga saya. Tetapi ketika polisi menghubungi saya pada Agustus, saya sudah siap untuk ditangkap. Saya ingin meminta maaf kepada Namiko," katanya.
Takaba pun mengaku terkejut mengetahui pembunuh sang istri. Ia tidak mengira pelakunya selama ini tinggal di dekatnya.
"Jadi, membayar sewa rumah selama bertahun-tahun memang sepadan. Sungguh mengejutkan bahwa pembunuhnya adalah seseorang yang saya kenal. Saya sangat menyesal atas apa yang terjadi pada Namiko," kata Takaba.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(dhw/das)











































