Konsumen saat ini semakin pilah pilih ketika mencari tempat tinggal. Jika dulu orang hanya berorientasi pada arsitektur dan luas bangunan, saat ini mereka juga melihat lingkungan di sekitarnya.
Banyak konsumen menginginkan lingkungan tempat tinggalnya memiliki area yang nyaman untuk berjalan kaki santai di ruang terbuka hijau, memiliki fasilitas komunitas, hingga fasilitas penunjang yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal.
Pengembang pun berlomba untuk menyediakan hunian idaman tersebut. Salah satunya yang dilakukan oleh Paramount Land yang selama hampir dua dekade ini mengembangkan township dengan pendekatan yang berorientasi pada manusia (human-centric), mengintegrasikan hunian, fasilitas komersial, ruang terbuka, dan area publik dalam satu ekosistem yang saling terhubung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kota yang ideal adalah kota yang memberikan ruang bagi penghuninya untuk hidup lebih sehat, seimbang, dan produktif. Bukan hanya dari sisi fisik bangunan, tetapi juga dari kualitas lingkungan dan interaksi sosial yang tercipta," kata Direktur Paramount Land Chrissandy Dave dalam keterangan tertulis seperti yang dikutip detikcom pada Rabu (17/12/2025).
Ketua Dewan Juri Grand Final Property Guru Asia Property Awards 2025 Thien Duong dalam kesempatan terpisah menyoroti tren global pengembangan properti yang semakin menekankan kualitas hidup. Menurutnya, pengembang masa kini dituntut menghadirkan kawasan yang mengintegrasikan kesehatan holistik, desain adaptif, serta keberlanjutan lingkungan sebagai bagian dari gaya hidup penghuninya.
Chrissandy mengatakan kawasan Paramount Gading Serpong dibuat dengan pendekatan experiential living. Di dalamnya menyediakan banyak fasilitas, mulai dari jalur pedestrian yang nyaman, taman-taman tematik, area komunitas, hingga fasilitas penunjang gaya hidup dirancang untuk mendorong aktivitas luar ruang dan kebersamaan. Lingkungan pun dirancang adaptif terhadap kebutuhan masa kini dan masa depan, seiring berubahnya pola kerja dan gaya hidup masyarakat.
Di tengah meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental dan fisik serta tantangan urbanisasi, township hadir. Kota tidak lagi dipahami sebagai kumpulan bangunan, tetapi sebagai ruang hidup yang membentuk kebiasaan, relasi sosial, dan kualitas keseharian.
Dengan perencanaan jangka panjang dan pendekatan berbasis gaya hidup, kota mandiri di Indonesia dapat menjadi tempat yang multi fungsi, mulai dari tempat tinggal, bekerja, dan tempat untuk menikmati hidup.
(aqi/zlf)











































