Kuil Abad ke-11 Hancur Lebur, Kamboja Kecam Serangan Militer Thailand

Kuil Abad ke-11 Hancur Lebur, Kamboja Kecam Serangan Militer Thailand

Wildan Alghofari - detikProperti
Sabtu, 13 Des 2025 09:46 WIB
Kuil Abad ke-11 Hancur Lebur, Kamboja Kecam Serangan Militer Thailand
Bagunan Kuil Ta Krabei hancur lebur. Foto: Cambodia Ness
Jakarta -

Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja, kembali mengecam Thailand setelah serangan kedua di Kuil Ta Krabei menghancurkan sebagian besar struktur bangunan kuno tersebut. Serangan yang dilakukan pada 10 Desember 2025 itu, meratakan banyak aspek arsitektur kuil. Bangunan suci abad ke-11 yang berdiri di Provinsi Oddar Meanchey tersebut hampir tidak dapat dikenali lagi.

Dilansir situs Cambodia Ness, Jumat (12/12/2025), pemerintah Kamboja menjelaskan bahwa serangan ini tetap terjadi meski sebelumnya telah dikeluarkan imbauan pada 9 Desember 2025. Imbauan yang dikeluarkan meminta Thailand menghentikan aksi militernya setelah kerusakan pertama terjadi. Namun, serangan tetap berlanjut dan memperparah kehancuran bangunan bersejarah itu.

"Tindakan ini merupakan kejahatan serius terhadap warisan budaya, tidak beradab dan biadab, dan pelanggaran terang-terangan terhadap konvensi internasional untuk perlindungan kekayaan budaya, termasuk Konvensi 1954 dan 1972," ujar kementerian, dikutip melalui Cambodianess.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan ini juga mendesak komunitas internasional untuk meminta militer Thailand segera berhenti menjadikan situs bangunan bersejarah sebagai target. Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja, menegaskan bahwa mereka turut berduka atas hilangnya struktur bangunan Kuil Ta Krabei.

Kuil Ta Krabei dibangun pada masa pemerintahan Raja Suryavarman I dan Raja Udayadityavarman II. Kini telah hancur lebur karena konflik dua negara. Kehancuran tersebut akan didokumentasikan sebagai bagian dari catatan sejarah agresi militer.

ADVERTISEMENT

Meski dalam keadaan hancur, Ta Krabei disebut tetap menjadi simbol peradaban Khmer. Kehancuran kuil juga dijadikan bukti nyata terjadinya tragedi. Hal ini menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan bangunan warisan dunia.

Menteri Informasi Neth Pheaktra juga menyoroti dampak kerusakan pada struktur bangunan bersejarah ini, karena penggunaan senjata berat dan pesawat tempur oleh militer Thailand. Mereka menilai bahwa penyerangan ini tak hanya melanggar kedaulatan wilayah Kamboja, tetapi juga menghancurkan struktur candi Khmer yang termasuk situs Warisan Dunia Unesco.

"Kamboja adalah korban agresi bersenjata Thailand. Thailand telah menciptakan segala dalih untuk menekan dan menuduh Kamboja guna membenarkan tindakannya," katanya.

Sebagian besar struktur bersejarah tersebut tinggal puing setelah dua serangan militer terjadi dalam kurun waktu beberapa hari. Struktur bangunan Kuil Ta Krabei hampir mengalami kerusakan total, dengan banyak elemen arsitektur khas Khmer yang sebelumnya masih tampak kini berubah menjadi tumpukan puing. Bagian-bagian utama seperti dinding batu laterit, ambang pintu berukir, dan blok-blok batu yang membentuk ruang inti candi dilaporkan hancur akibat serangan, menyisakan struktur yang terpotong, retak, bahkan terpisah dari posisi aslinya. Relief dekoratif juga tidak lagi dapat dikenali karena sebagian besar telah runtuh.

Bahkan area pelataran yang mengelilingi bangunan, dahulunya menjadi batas ruang suci. Kini tampak porak-poranda, memperlihatkan seberapa gemparnya dampak serangan yang meratakan sebagian besar peninggalan bersejarah tersebut.

Di sisi lain, UNESCO juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas kembali meningkatnya bentrokan antara Thailand dan Kamboja. Mereka juga memperingatkan bahwa konflik berpotensi mengancam kelestarian bangunan bersejarah lainnya di wilayah perbatasan.

Pertikaian yang kembali memanas itu membahayakan sejumlah situs bangunan penting, terutama Candi Preah Vihear yang telah terdaftar dalam Daftar Warisan Dunia. Dalam pernyataannya dari Paris, UNESCO menegaskan kewajiban kedua negara untuk mematuhi hukum internasional, termasuk Konvensi Den Haag 1954 dan Konvensi Warisan Dunia 1972, guna melindungi properti budaya selama konflik bersenjata.

Dilansir situs Nation Thailand, Jumat (12/12/2025), UNESCO mengungkapkan bahwa mereka telah membagikan koordinat geografis berbagai situs Warisan Dunia dan situs budaya nasional kepada pihak terkait untuk mencegah kerusakan yang tidak disengaja maupun sengaja.

Seruan ini muncul di tengah laporan meningkatnya aktivitas militer di sepanjang perbatasan, di mana pihak berwenang Kamboja mengklaim adanya serangan yang terjadi di dekat, bahkan pada beberapa kasus tepat di atas struktur bangunan candi kuno.

Bentrokan yang terus berlanjut ini menambah kekhawatiran internasional terhadap risiko kerusakan permanen pada situs-situs arkeologis yang tak tergantikan. Candi Preah Vihear yang terletak di tebing perbatasan Kamboja dengan Thailand selama ini menjadi simbol kebanggaan budaya, sekaligus titik sensitif dalam hubungan bilateral kedua negara.

(das/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads