Runtuhnya sebagian struktur bangunan Torre dei Conti, Menara di Roma, Italia pada 3 November lalu membuat orang-orang menyoroti rapuhnya bangunan-bangunan kuno yang berdiri berdampingan dengan fasilitas kota yang modern. Menara abad pertengahan yang selama ratusan tahun menempati sebuah sudut strategis di pusat kota itu, tiba-tiba melepaskan awan debu tebal saat batu bata dan elemen strukturnya menyembur dari lubang di sisi bangunan, menghujani jalanan di bawahnya.
"Terjadi ledakan keras, lalu semuanya berjatuhan. Semen, batu, orang-orang," ujar pramusaji yang bekerja di dekat lokasi kejadian pada pagi hari tanggal 3 November 2025, dikutip dari CNN Travel, Rabu (26/11/2025).
Torre dei Conti bukanlah ikon wisata utama, tetapi nilai sejarahnya begitu penting, sehingga proyek restorasinya bisa menelan biaya hingga β¬7 juta atau sekitar Rp 135 miliar. Menara yang dibangun antara abad ke-9 hingga ke-13 ini pernah menjadi salah satu struktur tertinggi di Roma dan digambarkan cendekiawan Renaisans, Francesco Petrarch sebagai bangunan unik di seluruh dunia. Namun permukaan dindingnya yang tidak beraturan, diterlantarkan begitu lama, dan berbagai rekonstruksi membuat struktur ini semakin rentan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangunan ini terletak di jalur wisata yang sangat ramai. Tepatnya, berada di dekat Koloseum Forum Romawi, dan Bukit Capitoline. Lebih dari 4,5 juta wisatawan melewati area ini setiap tahun. Keberadaan menara ini turut mempengaruhi nilai properti dan tata ruang di kawasan tersebut. Hal ini menjadi pengingat bahwa bangunan bersejarah sangat penting untuk dijaga keamanan publiknya serta kelangsungan sektor pembangunan di sekitarnya.
Dilansir dari CNN Travel, penyebab runtuhnya bangunan masih diselidiki hingga saat ini. Namun, dua penyebab telah dikabarkan menjadi pemicu potensial robohnya menara bersejarah ini. Penyebab pertama yang diduga adalah karena kesalahan dalam perakitan perancah renovasi, yang dapat melemahkan bagian internal struktur. Kemudian, getaran dari pengeboran jalur kereta bawah tanah jalur Metro C sebagai proyek infrastruktur besar yang getarannya kerap dirasakan di area sekitar situs bersejarah tersebut.
Kedua kemungkinan itu menguatkan kekhawatiran lama tentang bagaimana kota berusia 2.777 tahun tersebut dapat hidup berdampingan dengan proyek pembangunan modern tanpa mengorbankan keamanan bangunan kuno. Pemerintah Kota Roma sebelumnya telah mempublikasikan berita mengenai pekerjaan renovasi Torre dei Conti, termasuk survei struktur dan uji beban yang dilakukan pada Juni 2025. Namun dokumen itu tidak menjelaskan detail spesifik mengenai pekerjaan yang berlangsung saat keruntuhan terjadi.
"Ketika saya mendengar tentang runtuhnya Torre dei Conti yang dibangun pada abad pertengahan, saya langsung mencari tahu proyek apa yang sedang dikerjakan di internet, tetapi saya tidak mendapatkan hasil apapun. Saya merasa aneh bahwa dengan semua data yang kita miliki saat ini, kita tidak secara otomatis membagikan dokumentasi proyek-proyek yang menjadi kepentingan publik," ujar arkeolog, Tom Rankin, dikutip dari CNN Travel, Rabu (26/11/2025).
Keruntuhan sebagian menara, menimbulkan dampak nyata bagi kawasan sekitarnya, mulai dari risiko terhadap bangunan residensial yang sempat dievakuasi, gangguan pada aktivitas komersial seperti restoran dan bisnis lokal yang harus membersihkan debu serta beroperasi dalam kondisi terbatas, hingga mencuatnya kembali pertanyaan tentang standar keamanan renovasi bangunan bersejarah di area wisata yang menjadi tulang punggung ekonomi setempat.
Roma sedang berusaha keras memperbarui infrastrukturnya agar lebih modern, namun di saat yang sama tetap harus menjaga bangunan-bangunan kuno yang menjadi daya tarik wisata dunia. Situasi ini membuat setiap insiden kerusakan terasa seperti pengingat bahwa menjaga masa lalu dan membangun masa depan bukanlah tugas yang mudah.
Berdasarkan laporan CNN Travel, sejumlah pengamat budaya, termasuk Ludovico Pratesi, turut mengingatkan bahwa Italia tampaknya telah berada pada titik kritis antara konservasi dan rekonstruksi. Sehingga karena itulah diperlukan strategi baru yang mampu menjaga bangunan bersejarah rentan tanpa menimbulkan kerusakan.
Insiden robohnya Torre dei Conti mempertegas betapa rentannya bangunan tua yang memiliki nilai properti tinggi, dan betapa pentingnya strategi konservasi yang lebih transparan dan peka terhadap sejarah. Roma kini bukan hanya melindungi peninggalan masa lalu, tetapi juga mempertahankan identitas kotanya di tengah tuntutan pembangunan masa depan.
(das/das)










































