Jika berbicara mengenai properti, topiknya bukan hanya mencakup hunian tempat tinggal seperti rumah dan apartemen saja, melainkan ada pula gedung perkantoran, lahan industri, gudang logistik, mal, hingga hotel.
Lantas, dari sekian banyak jenis properti, mana yang menjanjikan saat ini hingga beberapa tahun ke depan?
Menurut Head of Industrial & Loigistic Service Ivana Susilo, di luar rumah tapak, properti yang bakal cuan dan pertumbuhannya positif adalah sektor gudang logistik atau warehouse.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pro ke logistik warehouse. Karena kalau kita ngomongin yield-nya (keuntungan) masih 7,5-8 persen. Jadi ini dibandingkan office (ruang kantor) dan demand juga paling tidak optimisnya 95 persen. I would say kalau grade A warehouse itu lebih dari 95 persen," kata Ivana saat ditemui dalam acara CBRE Inaugural Media Briefing yang bertajuk "2025 Year in Review & 2026 Outlook" di WTC 3, Jakarta, pada Selasa (18/11/2025).
Gudang logistik untuk beroperasi optimal, kata Ivana, hanya butuh 3-6 bulan. Pasti gudang tersebut sudah penuh dengan barang. Setelah itu, pemiliknya pasti berfikir ruang yang dimilikinya kurang sehingga akan mencari gudang baru, entah di lokasi sama atau berbeda. Kebutuhan ini membuka peluang yang besar untuk pembukaan lahan gudang logistik baru.
"They (pelaku bisnis) put their money where their demand is. Karena memang demand-nya sangat-sangat strong. Saya ini sangat senang karena logistik warehouse akhirnya jadi aset yang menarik. Setelah selama ini dibayangi oleh sektor lain, seperti retail, office, dan hotel. Sekarang (gudang logistik) udah seksi di pasar," ungkapnya.
Di sisi lain, sektor ini hanya terlihat potensinya jika berada di Pulau Jawa. Sementara di pulau lain, ia mengatakan belum terlihat potensinya padahal jika semua gudang logistik terhubung, sektor ini akan berkembang pesat. Apalagi saat ini jumlah penjualan di e-commerce selalu naik.
"Jadi di Java island aja potensinya masih sangat besar. Belum ngomong yang di outer island. Jadi that is the next engine of growth menurut saya," ucapnya.
Menurut pengamat properti sekaligus Head of Research and Consultancy CBRE Anton Sitorus tingkat permintaan lahan untuk gudang logistik pada 2020 lalu mencapai lebih dari 400.000 meter persegi. Tahun ini sampai dengan September, permintaannya itu sudah mencapai hampir 300.000 meter persegi.
Daerah yang paling diminati untuk membuka gudang logistik adalah Depok, Bogor, dan Jakarta. Ketiga daerah tersebut juga memiliki harga sewa tertinggi sekitar Rp 78.000 per meter persegi per bulan. Sementara yang paling murah di daerah Karawang itu masih bawah Rp 70.000 per meter persegi per bulan.
"Modern logistik ini, stoknya di Jakarta ada 3,3 juta meter persegi. Yang terserap hampir 300 ribu meter persegi, okupansi (tingkat keterisian) 90 persen. Supply yang akan masuk ke pasar sampai tahun 2027 ada sekitar 500 ribuan meter persegi. Sementara ruang kosongnya ada, hanya sekitar 150 ribuan meter persegi," ungkap Anton.
Saksikan Live DetikSore:
(aqi/das)











































