Sebelum menjadi tokoh besar, para pahlawan bertumbuh untuk menjadi sosok yang kita kenal saat ini. Rumah kelahiran dan masa kecil pun menjadi jejak awal kehidupan mereka.
Seperti apa rumah masa kecil pahlawan-pahlawan Indonesia? Berikut ini deretan rumahnya, dikutip dari arsip berita detikcom.
Soekarno
|
Foto: Aprilia Devi/detikJatim
|
Soekarno lahir pada 6 Juni 1901 dengan nama kecil Koesno Sosrodihardjo. Rumah kelahirannya beralamat di Jalan Pandean IV No 40, Peneleh, Surabaya.
Rumah tersebut ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya. Bangunannya telah direvitalisasi dan difungsikan sebagai museum. Meski sudah direnovasi, rumah ini tetap mempertahankan bentuk aslinya.
Rumah kelahiran Soekarno berukuran 6x13 meter dengan luas sekitar 78 meter persegi. Isinya terdapat satu ruang tamu, satu ruang tengah, dua kamar tidur, dapur, dan tangga kayu. Lalu, bagian depan rumah terdapat tembok keramik, pintu model kupu tarung, dan tiga jendela bergaya rumah lawas.
Mohammad Hatta
|
Foto: Rumah Kelahiran Bung Hatta di Bukittinggi (Dok. Kemdikbud)
|
Rumah Kelahiran Bung Hatta terletak di Jalan Soekarno Hatta No. 37, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Rumah itu tempat ia lahir dan dibesarkan hingga usia 11 tahun.
Akan tetapi, bangunan asli sudah runtuh sekitar 1960. Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta pun mencetuskan untuk membangun rumah itu kembali. Proses pembangunan Rumah Kelahiran Bung Hatta dimulai pada 15 Januari 1995.
Rumah Bung Hatta terdiri dari bangunan utama, dapur, lumbung padi, paviliun, dan kandang kuda. Bangunan utama berfungsi sebagai tempat menerima tamu, ruang makan, serta kamar tidur ibu, paman, dan kakek Bung Hatta. Sementara itu, kamar tidur Bung Hatta berada di paviliun.
Pangeran Diponegoro
|
Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
|
Ia tinggal di sebuah kompleks Dalem atau rumah di Tegalrejo, Kota Jogja sejak berusia 7 tahun. Diponegoro tetap tinggal di tempat itu hingga pecahnya perang Jawa atau perang Diponegoro 20 Juli 1825. Kompleks bangunan itu sekarang menjadi Museum Monumen Pangeran Diponegoro.
Dulu Diponegoro tinggal di sebuah pendopo, tetapi bangunannya dibakar oleh pasukan Belanda. Di dalam kompleks museum, pendopo itu didirikan kembali untuk menggantikan yang asli.
Jenderal Soedirman
|
Foto: Arbi Anugrah/detikcom
|
Rumah kelahirannya sudah dipugar dan menjadi bagian dari Museum Jenderal Soedirman di Purbalingga. Bangunannya berbentuk rumah joglo dengan dinding terbuat dari anyaman bambu. Sebagian besar bangunan sudah dipugar, tetapi posisi dan rumah tetap dipertahankan.
Dulu bangunan asli memiliki atap dari daun alang-alang dan dinding anyaman bambu. Rumah itu baru dipasang ubin pada 1990-an, sedangkan sebelumnya hanya pakai plester semen.
Rumah kelahiran Jenderal Soedirman terdiri dari empat ruangan dengan tiga kamar tidur. Salah salah kamar adalah tempat dia dilahirkan.
Yos Soedarso
|
Foto: Ria Aldila Putri/detikJateng
|
Rumah keluarga Yos Soedarso telah direnovasi oleh TNI AL pada 1970-an. Rumahnya bercat biru pucat bergaya lawas dan lantainya ubin berwarna hitam.
Rumah masa kecilnya dihuni oleh anggota keluarganya beserta beberapa anak kos. Rumah itu sempat ditawari buat dijadikan menjadi museum, tetapi anggota keluarganya menolak.
Itulah sederet rumah masa kecil pahlawan nasional Indonesia.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini











































