Rusun Subsidi Mau Diperluas Jadi 45 Meter, Arsitek: Lebih Manusiawi

Rusun Subsidi Mau Diperluas Jadi 45 Meter, Arsitek: Lebih Manusiawi

Danica Adhitiawarman - detikProperti
Jumat, 17 Okt 2025 17:00 WIB
Rusun Subsidi Mau Diperluas Jadi 45 Meter, Arsitek: Lebih Manusiawi
Foto: Kurniawan Fadilah/detikcom
Jakarta -

Pemerintah hendak mendorong perluasan batas maksimal rumah susun subsidi. Batas maksimal rusun yang semula 36 meter persegi diusulkan menjadi 45 meter persegi.

Wacana ini dibahas ketika Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) bertemu dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa pada Selasa (14/10). Perluasan rusun menjadi 45 meter persegi dinilai menjadikan hunian tersebut lebih manusiawi dan nyaman.

Menanggapi rencana itu, Ketua Ikatan Arsitek (IAI) Jakarta Teguh Aryanto mengatakan dirinya setuju kalau rusun diperluas menjadi 45 meter persegi. Pada dasarnya hunian yang semakin luas akan semakin bagus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kami berpendapat bahwa ya setuju, artinya untuk memperluas daerah hunian, karena dengan makin luas artinya secara psikologis jelas makin sehat," ujar Teguh kepada detikProperti di Blok M Hub, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).

Menurutnya, perluasan ukuran rusun tersebut lebih manusiawi. Namun, bukan berarti rusun 36 meter persegi tidak manusiawi.

ADVERTISEMENT

"Jadi setujulah, lebih manusiawi ya, tapi bukan berarti yang 30-an (meter persegi) tidak manusiawi belum tentu juga," katanya.

Akan tetapi, kriteria rumah yang manusiawi bukan hanya dari luasan. Rumah yang manusiawi juga dilihat dari sirkulasi udara, pencahayaan alami, serta pembagian ruang yang baik.

Di sisi lain, rusun ukuran 45 meter persegi bisa ada maksimal dua kamar tidur. Ukurannya sekitar 3x3 meter untuk kamar utama dan 3x2,5 meter buat kamar anak. Rumah tersebut cocok dihuni oleh 5 orang.

"Yang terpenting itu sebenarnya juga enggak cuma luasan ya, tapi bagaimana jangan sampai dengan luasan rumah makin luas, makin mahal, masyarakat makin enggak bisa beli. Jangan sampai juga terjadi seperti itu juga nanti akhirnya percuma," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua IV IAI Jakarta Toton Suhartanto menyebut rusun 45 meter persegi lebih baik dan nyaman bagi penghuni. Namun, ukuran 36 meter persegi sebenarnya sudah cukup untuk keluarga muda.

"(Rusun) 45 (meter persegi) masih bisa tapi tentunya juga memang dengan keleluasaan ruang yang lebih baik. Tapi kita tetap optimis bahwa di 36 (meter persegi) pun kita bisa membuat dengan rumah yang layak, rumah yang sehat," kata Toton.

Rumah akan layak ditinggali selama ada sirkulasi udara dan pencahayaan yang bagus. Kemudian, tata ruang harus lengkap dan nyaman.

"Sehatnya dari fisik itu tentu adalah rumah sehat cahayanya juga cukup, sirkulasi juga cukup. Dan kalau tadi secara psikologis, berarti dia jangan sampai terasa sumpek. Sumpek artinya ruangannya kecil tapi perabotnya besar-besar," tuturnya.

Apabila rusun berukuran 45 meter persegi, ada peluang kamar tidur bertambah dari 2 menjadi 3. Lalu, area jemuran bisa dibuat lebih luas.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah membahas soal perluasan ukuran rumah subsidi vertikal menjadi 45 meter persegi. Bahasan ini terjadi saat Purbaya berkunjung ke kantor Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) di Wisma Mandiri, Jakarta. Purbaya merasa batas maksimal rumah subsidi 36 meter persegi kurang luas.

"Ya rumahnya tadi (tipe) 36, apartemen kan kecil kalau (tipe) 36, saya pikir buat aja lebih besar, yang lebih manusiawi (tipe) 45. Jadi orang tinggal di situ cukup comfortable," usul Purbaya kepada Ara, pada Selasa (14/10/2025).

Ara pun menyetujui usulan tersebut. Ia menyebut rumah susun tipe 45 jauh lebih manusiawi. Namun, rencana tersebut masih perlu pembahasan lebih lanjut.

"Beliau tadi bagus sekali memikirkan (perluasan ukuran rumah) untuk manusiawi. Jadi terutama tanah-tanah yang dimiliki oleh negara, dalam kekuasaan Dirjen Kekayaan Negara, di bawah Departemen Keuangan, kita akan segera memanfaatkan," timpal Ara.

Purbaya berharap dapat mempercepat pengadaan program tersebut. Nantinya, rumah tersebut rencananya bukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), melainkan masyarakat berpenghasilan tanggung (MBT).

"Kalau agak besar kan harganya juga tinggi. Jadi bukan yang MBR saja, agak tengah sedikit, di atasnya MBR sedikit mungkin. Agak (ekonomi) menengah ya. Menengah tanggung. Karena kan ada segmen yang kosong tuh yang nggak terlayani dengan baik," jelas Purbaya.




(dhw/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads