Gubernur Provinsi DKI Jakarta Pramono Anung memastikan revitalisasi Rumah Susun (Rusun) Marunda akan tetap dijalankan. Proyek tersebut bakal dilaksanakan sesuai rencana.
"Untuk (Rusun) Marunda akan dilakukan sesuai dengan jadwal karena udah diputuskan," ujar Pramono usai membuka acara Jakarta Architecture Festival 2025 di Blok M Hub, Kamis (16/10/2025).
Meski anggaran pemerintah mengalami efisiensi, revitalisasi Rusun Marunda masih akan dilakukan. Pramono memberikan izin untuk memulihkan kembali bangunan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Walaupun ada efisiensi tetapi untuk Marunda tetap saya izinkan untuk dilakukan," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan detikNews, Pramono mengungkap pengurangan dana bagi hasil (DBH) dari pemerintah pusat kepada Pemprov Jakarta hampir Rp 15 triliun. Ia menyebutkan APBD DKI 2026 turun jadi Rp 79 triliun.
"Walaupun sebenarnya APBD Jakarta sebenarnya kan sudah diketok Rp 95 triliun, dengan pengurangan DPH yang hampir Rp 15 triliun, maka APBD Jakarta menjadi Rp 79 triliun," kata Pramono kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (6/10/2025).
Pemotongan dari pemerintah pusat ini menurut Pramono jadi tantangan untuk Jakarta sehingga Pemprov perlu melakukan realokasi dan efisiensi. Meski begitu, Pramono memastikan tidak akan melakukan pemotongan terhadap program utama. Terlebih program itu bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Pramono juga pernah menyampaikan rencana pembangunan dan pemeliharaan rumah susun sewa (rusunawa) yang sudah dibangun di Jakarta. Ia menyebutkan akan membangun dua rusunawa dan merevitalisasi Rusunawa Marunda di Jakarta Utara.
"Untuk itu, pembangunan berikutnya ada di Rorotan, Padat Karya, dan juga revitalisasi Rusun Marunda," kata Pramono setelah meresmikan Rusunawa Jagakarsa di Jakarta Selatan pada Kamis (8/5/2025).
Menurut catatan detikcom, Rusunawa Marunda pada tahun lalu terdapat beberapa tower yang sudah dikosongkan dan rusak parah akibat penjarahan. Rusunawa Marunda cluster C telah dikosongkan pada akhir 2023. Setelah bangunan kosong, beberapa komponen bangunan seperti kloset, pintu, jendela, besi, kabel, toren, dan lainnya dijarah oleh orang yang tak bertanggung jawab.
Warga Rusunawa Marunda terpaksa direlokasi ke rusun lain karena lima bangunan di Klaster C dinilai tidak layak huni oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Berdasarkan hasil dari penelitian dari BRIN dinyatakan tidak layak huni itu sejak 2021 dan pada Agustus 2023 itu terjadi roboh atapnya. Kita evakuasilah warga ke Rusun Padat Karya," kata eks Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) II, Uye Yayat Dimiyati, kepada wartawan, Kamis (20/6/2024) lalu.
Revitalisasi Rusunawa Marunda memang sudah direncanakan buat dibangun ulang pada 2025. Hal itu pernah disampaikan oleh Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tahun lalu.
"Kemarin saya minta ke Pak Asbang (asisten pembangunan), ini untuk segera penghapusan dan dibangun baru," kata Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono kala itu kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/6/2024).
Heru saat itu menargetkan pembangunan 2 tower baru pada 2025. Ia menyebut anggaran pembangunan tower itu sudah diproses.
"Di 2025 minimal 2 tower sudah dibangun. Anggarannya sudah diproses tahun ini (2024)," ujarnya.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(dhw/das)










































