Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sempat mengunjungi kantor Kementerian Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) pada Selasa (14/10/2025). Purbaya hendak mengecek capaian serapan anggaran 2025.
Sebelum itu, Purbaya diajak melihat-lihat beberapa foto dari agenda dan kunjungan kerja Menteri PKP Maruarar Sirait (Ara), sembari dijelaskan beberapa program yang sudah berjalan.
Di tengah pemaparan, Purbaya menyadari ukuran ruang kerja Ara yang cukup luas. Ia berkelakar membandingkan luas ruangan tersebut jika dibuat apartemen akan jadi berapa unit.
"Ini ruang kerja Anda? Wah ruang kerja sebesar ini, Anda buat apartemen jadi berapa jumlahnya? Tidak adil dia, ruangannya segede gini," kata Purbaya sembari tertawa saat kunjungan ke Wisma Mandiri.
Ara membalas guyonan tersebut dengan menyebut luas ruangannya tersebut adil karena multifungsi. Di dalamnya bukan hanya berupa ruang kerja pribadi, melainkan bisa menjadi ruang pertemuan dan tempat penyampaian aspirasi.
"Ini diset sebagai ruang kerja, ruang rapat, sekaligus ruang aspirasi ini, ratusan orang kemari," timpal Ara.
Purbaya kemudian berbalik badan ke arah awak media sembari mengatakan jika ia hanya bercanda, "Main-main."
Dalam pantauan detikcom, ruang kerja Ara bentuknya memanjang yang dibagi dalam beberapa area tanpa sekat. Ada meja kerja pribadi, area sofa besar untuk menjamu tamu, meja rapat panjang untuk rapat bersama staf jajarannya dan tamu, serta ada area doorstop kecil untuk awak media. Ruangannya terlihat luas karena tidak memiliki sekat di dalamnya sehingga dapat menampung hingga puluhan orang.
Seusai pertemuan tersebut, Purbaya mengatakan penyerapan anggaran Kementerian PKP belum maksimal. Namun, ia melihat Ara dan jajarannya sudah menyiapkan beberapa strategi agar penyerapan anggaran dipercepat hingga akhir tahun. Terutama mengenai penyerapan KPR subsidi atau disebut pula Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang harus terserap 350 ribu unit di tahun ini.
"Tadi memang ada beberapa bagian yang masih agak lambat penyerapannya, tapi kita ada diskusi bareng tadi, apa masalahnya? Ada beberapa batasan di publik, dan kita pikir-pikir nanti caranya bagaimana untuk menghilangkan itu dalam waktu dekat," kata Purbaya.
Purbaya juga mengingatkan apabila anggaran tersebut tidak terserap, ia tak segan menarik uang tersebut dan mengalihkan untuk keperluan lain. Setelah ini, Kementerian Keuangan akan mengevaluasi penyerapan APBN tersebut dan menengok progresnya hingga akhir bulan.
"Saya ingin lihat akhir bulan seperti apa. Nanti kalau bagus, ya kita nggak pindahin uangnya. Tapi kalau ada masalah, ya kita pindahin tempat lain dulu. Tapi saya yakin, dengan kerjasama seperti ini, semua perubahan-perubahan antar pemerintahan, koordinasi, dan lain-lain, bisa diselesaikan dengan cepat," jelasnya.
Ara berjanji hingga Desember 2025 dapat menyerap 96 persen APBN. Meskipun dengan anggaran tersebut cukup sulit untuk merealisasikan Program 3 Juta Rumah, pihaknya akan melakukan inovasi dengan menggunakan skema lain, seperti Giro Wajib Minimum Bank Indonesia (GWM BI) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus perumahan.
"Saya sudah laporkan penyerapannya, saya janjikan penyerapan kami di Desember akhir itu, ya paling tidak 96 persen itu akan tercapai," tuturnya.
Saksikan Live DetikSore :
(aqi/das)