Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) meminta maaf karena tidak menepati janji kepada Presiden Prabowo Subianto. Ara mengatakan dirinya berjanji untuk melakukan akad massal sebanyak 25.000 unit justru menjadi 26.000 unit.
Awalnya, Ara mengaku mengundang Prabowo untuk menghadiri langsung akad massal di Bogor secara simbolis. Tadinya akan dilakukan akad massal sebanyak 25.000 unit tetapi justru ada 26.000 unit, sebanyak 200 akad langsung dan 25.800 dilakukan secara online di 100 titik di 33 provinsi di Indonesia.
"Jadi saya mohon maaf karena saya tidak menepati janji, karena hari ini Tapera, semua bank penyalur menyiapkan untuk Bapak resmikan 26 ribu. Mohon maaf, Pak, karena apa yang saya janjikan itu meleset," katanya di acara Akad Massal 26.000 Rumah Subsidi di Cileungsi, Bogor, Senin (29/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Prabowo, menuturkan apa yang dilakukan Ara cukup aneh. Menurutnya, 'budaya' orang Indonesia itu menetapkan target setinggi langit tapi tidak bisa tercapai. Hal yang dilakukan Ara, menurut Prabowo, adalah sebuah anomali.
"Walaupun nggak sesuai janji, janjinya 25 ribu ternyata yang dihadirkan 26 ribu. Ini untuk budaya bangsa Indonesia agak anomali, agak aneh. Kalau di Indonesia biasanya janji setinggi langit tapi hasilnya tak sampai, apa daya tak sampai," tuturnya.
Menurut Prabowo, hal ini bisa menjadi tanda-tanda adanya perubahan terutama transformasi mental dan pikiran dari para pejabat.
Sebagai informasi, pelaksanaan akad massal rumah subsidi sebanyak 26.000 unit secara simbolis dilakukan di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Acara akad tersebut dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Akad massal tersebut sekaligus penyerahan kunci rumah kepada 17 segmentasi perwakilan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), di Pesona Kahuripan 10, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (29/9/2025).
(abr/zlf)