Di tengah riuh konstruksi gedung pencakar langit, sebuah menara tua berusia sekitar 700 tahun tampak melayang, seolah menjaga rahasia masa lampau di antara fondasi beton masa depan.
Melansir The Standard, Kamis (25/9/2025), menara itu adalah bagian dari gereja yang bernama All Hallows Staining. Sebagian dari bangunan gereja ini sudah runtuh dan hanya menyisakan menara.
Kini menara gereja tersebut digantungkan setinggi sekitar 45 kaki (Β± 13,7 meter) di atas tanah. Hal itu karena Menara Gereja All Hallows Staining berada di lokasi proyek besar di 50 Fenchurch Street, tempat tanah seluas 60.000 kaki persegi digali sedalam mungkin demi mendirikan sebuah gedung perkantoran megah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah ini bukan slogan dramatis semata, melainkan buah dari inovasi teknik sipil tingkat tinggi. Sebanyak lebih dari 125.000 ton tanah dikeruk dari bawah menara itu dan struktur penyangga (stilts) dipasang agar menara tetap berada di posisi yang sama hingga proyek pembangunan gedung tersebut kelar.
Proyek 50 Fenchurch Street sendiri akan membangun gedung 36 lantai yang menggabungkan ruang kantor, area ritel di lantai dasar, dan ruang publik hijau. Nah rencananya proyek tersebut tidak akan mengganggu sedikit pun menara gereja tersebut. Artinya menara gereja itu akan kembali menapak ke tanah dengan titik koordinasi yang sama dengan sebelumnya. Targetnya, penataan untuk menara akan selesai pada 2028.
Menara ini bukan sembarang menara. Ia adalah bagian terakhir dari Gereja All Hallows Staining yang awalnya berdiri pada abad ke-14 (sekitar tahun 1320). Meski selamat dari kebakaran besar London 'Great Fire' di masa lalu, sebagian besar gereja telah runtuh dan hanya menaranya yang tersisa.
(das/zlf)