Perumahan YVE Habtiat di Depok, Jawa Barat, belakangan ini viral di media sosial. Sejumlah konsumen mengunggah foto dan video yang menarasikan keluhannya soal pembangunan rumah di YVE yang tak kunjung rampung.
Selain mengungkap rasa kecewa di medsos, salah satu konsumen YVE Habitat Anita Rachmawati juga menyampaikan keluhannya kepada Wakil Ketua Komisi II DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi. Anita bertemu langsung dengan Dede pada 12 September 2025.
Dalam pertemuannya itu, Anita menyebut konsumen YVE Habitat yang rumahnya belum rampung dibangun diizinkan beraudiensi dengan Komisi II DPR untuk menemukan titik terang. Untuk saat ini, Anita dan konsumen lainnya belum mengirim surat audiensi ke DPR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dede Yusuf mengonfirmasi jika saat ini Komisi II DPR RI masih menunggu surat yang dikirim oleh konsumen YVE Habitat terkait masalah pembangunan rumah yang mandek.
"Kita lagi tunggu suratnya. (Kalau sudah ada suratnya) diagendakan dulu," kata Dede dalam pesan singkat yang diterima detikcom, Senin (22/9/2025).
Mengenai solusi yang diberikan terhadap konsumen YVE Habitat, Dede menyebut harus mencari fakta-fakta lebih dalam. Maka dari itu, dengan adanya audiensi antara DPR dan konsumen diharapkan dapat membantu menemukan solusi.
"Kan belum kita dengar, makanya kita lagi dicari kesempatan untuk audiensi," ujarnya.
Sebagai informasi, perumahan YVE Habitat terdiri dari Agua 1-8. Untuk YVE Agua 1-6 sudah selesai dibangun dan telah dihuni. Bahkan fasilitas yang tersedia juga lengkap, seperti kolam renang, gym, dan lapangan tenis.
Namun, pembangunan rumah YVE Agua 7 dan 8 justru mandek. Banyak konsumen yang mengeluhkan pihak developer karena tidak bertanggung jawab menyelesaikan pembangunan sesuai jadwal.
Hal tersebut juga dialami oleh Anita yang telah membeli satu unit rumah di YVE Habitat pada 2023 secara tunai (cash). Meski sudah lunas, progres pembangunan hunian milik Anita justru mandek dan bahkan sempat terhenti selama satu tahun.
"Saya belinya itu di bulan Februari tahun 2023, waktu saya beli itu sudah ada pembangunan. Waktu saya datang itu sudah mulai ada pembukaan lahan gitu, pengerjaan lahan-lahan itu sudah ada," ujarnya.
"Misalnya unit saya itu baru 30% lah hitungannya, ditinggalkan gitu, sudah setahun terakhir," pungkas Anita.
(ilf/ilf)