Sejarah Gedung Grahadi Surabaya yang Rusak Dibakar Massa

Sejarah Gedung Grahadi Surabaya yang Rusak Dibakar Massa

ilham fikriansyah - detikProperti
Senin, 01 Sep 2025 14:02 WIB
gedung grahadi
Gedung Grahadi Surabaya. Foto: Faiq Azmi
Jakarta -

Gedung Grahadi Surabaya kini porak-poranda usai dibakar oleh sejumlah massa pada Sabtu (30/8/2025) malam. Kejadian itu membuat sebagian bangunan di sebelah barat gedung hangus terbakar, salah satunya ruangan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.

Bangunan ini tak hanya sekadar kantor pemerintahan semata. Gedung Grahadi menyimpan sejarah panjang mengenai perjalanan Surabaya dari era kolonial Belanda hingga pasca kemerdekaan.

Ingin tahu mengenai sejarah Gedung Grahadi dan desain arsitekturnya? Simak selengkapnya dalam artikel ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Gedung Grahadi Surabaya

Dilansir situs Cagar Budaya Kemdikbud, Gedung Grahadi didirikan oleh Dirk van Hogendorp, seorang penguasa Jawa bagian timur (Gezahebber van Hat Oost Hoek). Di era itu, Indonesia masih di bawah kekuasaan penuh VOC, sebuah maskapai dagang dari Belanda.

Gedung yang dibangun pada 1795 itu awalnya berfungsi sebagai tempat tinggal Dirk van Hogendorp selama tinggal di Indonesia (dulu Hindia Belanda). Lalu pada 1799, Gedung Grahadi kemudian dihuni oleh Fredrik Jacob Rothenbuhler sampai 1809.

ADVERTISEMENT

Usai Belanda diusir oleh Jepang, Gedung Grahadi kemudian digunakan sebagai tempat tinggal Gubernur Jepang (Syuuchockan Kakka). Namun, Jepang hanya menggunakan gedung ini dalam waktu singkat karena Indonesia menyatakan merdeka pada 17 Agustus 1945.

Setelah Indonesia merdeka, gedung ini menjadi salah satu tempat strategis untuk berbagai kegiatan warga di Surabaya, termasuk tempat berkumpul dalam rangka mendukung program Presiden Soekarno. Bahkan, Soekarno juga pernah berpidato di depan Gedung Grahadi sekitar tahun 1950-an.

Seiring waktu, Gedung Grahadi kemudian digunakan sebagai rumah dinas Gubernur Jatim hingga saat ini. Bangunan ini kemudian didaftarkan sebagai salah satu cagar budaya yang dilindungi.

Arsitektur Gedung Grahadi yang Megah

Dikutip dari detikjatim, Gedung Grahadi awalnya mengusung desain arsitektur neo klasik Prancis yang dituangkan secara bebas. Hal itu kemudian menghasilkan desain Hindia Belanda bercorak kolonial yang kental.

Dalam sketsa tahun 1809 yang dimiliki pegiat sejarah Begandring Surabaya Yayan Indrayana, awalnya bagian depan Gedung Grahadi menghadapi Sungai Kalimas. Sementara itu, bagian belakangnya menghadap hospital straat atau saat ini dikenal dengan nama Jalan Gubernur Suryo.

Sejarah Grahadi dari masa ke masaFoto: Arsip Pribadi Yayan Indrayana

Dalam sketsa itu terlihat Gedung Grahadi tampak indah dan asri. Bangunan ini dikelilingi parit yang terhubung langsung dengan sungai di depannya.

Yayan mengatakan Gedung Grahadi sempat dilakukan renovasi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Herman William Daendles. Menurut Daendles, bangunan tersebut dinilai kurang megah sehingga meminta direnovasi ulang.

"Daendels merasa gedung itu kurang megah, sehingga Daendels ingin diubah seperti langgam-langgam istana atau rumah bangsawan di Prancis. Kemudian dilakukan perubahan pada area fasad dengan memberi ruang penerima tamu yang di topang oleh kolom-kolom klasik. Hal yang paling mencolok tentunya adalah perubahan atap, dari atap tunggal tinggi menjadi beberapa struktur atap yang lebih rendah, sehingga bentuk tampilan depan menjadi lebih dominan," kata Yayan.

Dalam buku Tepi Waktu Jejak Sejarah di Destinasi Wisata oleh Hajidah Fildzahun Nadhilah Kusnadi, dkk, Gedung Grahadi identik dengan fasadnya yang khas karena menggunakan batu bata merah. Hal ini demi menunjukkan sentuhan unik pada gedung termegah di Surabaya kala itu.

Gedung Grahadi mengusung konsep bergaya rumah kebun dan menyesuaikan iklim tropis di Indonesia yang panas. Maka tak heran, gedung bersejarah ini memiliki banyak pintu dan jendela agar sirkulasi udara mengalir lancar.

Pasca renovasi, Gedung Grahadi tampak semakin megah dan dikenal sebagai pelopor desain Empire Style. Gaya bangunan ini lalu berkembang luas ke seluruh Hindia Belanda. Salah satu ciri khas dari gedung ini adalah kolom di depan bangunan.

Walau sudah direnovasi besar-besaran, tetapi sisi barat dan timur Gedung Grahadi masih menyimpan sisi autentiknya. Hal ini terlihat dari bentuk atap kolom yang masih kerap ditemui pada gedung-gedung yang dibangun pada era kolonial Belanda.

Sayangnya, nilai autentik dari Gedung Grahadi kini sudah lenyap karena bagian sisi barat Gedung Grahadi termasuk yang hangus terbakar. Hanya tersisa bagian dinding luar dan pilar yang masih berdiri, sedangkan atapnya sudah rubuh dilahap api.

Gedung Grahadi bukan hanya sebuah bangunan, tetapi merupakan sebuah gambaran dari perjalanan panjang Surabaya selama ratusan tahun. Dengan keindahan arsitekturnya yang memikat dan kemegahan di dalamnya, Gedung Grahadi tetap menjadi landmark Kota Pahlawan.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini




(ilf/ilf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads