Kondisi ekonomi global yang sedang tidak stabil membuat banyak masyarakat mulai 'mengerem' dengan tidak menghamburkan banyak uang. Namun di sisi lain, penjualan rumah subsidi justru laris manis di tengah daya beli masyarakat sedang menurun. Rojali alias rombongan jarang beli tak berlaku di segmen ini.
Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Junaidi Abdillah mengatakan penjualan rumah mengalami peningkatan jika dibandingkan pada Juli 2024 (Year on Year).
"Kalau saya lihat kondisi yang saat ini, itu masih melebihi dari tahun kemarin (2024) ketika sama-sama bulannya ya, sama-sama bulan Juli. Itu tahun kemarin dengan bulan Juli sekarang ternyata produksinya masih lebih cepat tahun ini, lebih banyak," kata Junaidi saat dihubungi detikcom, Kamis (24/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan adanya peningkatan penjualan rumah, Junaidi optimistis dapat menyelesaikan minimal 100.000 unit hunian untuk APERSI pada tahun ini.
Meski begitu, Junaidi menyebut jika naiknya angka penjualan rumah terjadi pada rumah subsidi. Sementara untuk rumah komersil memang mengalami penurunan di tahun ini. Ia menyebut kondisi ekonomi global yang sedang melambat jadi faktor utama penjualan rumah komersil menurun.
"Nah, kalau untuk rumah komersil memang mengalami penurunan ya karena daya beli dari kondisi saat ini, apakah itu pengaruh global sehingga daya beli menurun dan berdampak untuk rumah komersilnya," ujarnya.
Junaidi berharap penjualan rumah subsidi terus mengalami peningkatan hingga akhir 2025. Dengan begitu, para pengembang tak perlu pusing karena tidak adanya rumah yang terjual sehingga mengalami kerugian.
"Untuk rumah subsidi saya pikir masih berjalan dengan baik dan kita harapkan di bulan ini penjualan teman-teman juga semakin naik," ungkap Junaidi.
"Sehingga jangan sampai nanti gara-gara minim penjualan berpengaruh kepada cash flow perusahaan, sehingga mengganggu nanti perputaran usaha teman-teman," jelasnya.
Dihubungi secara terpisah, Head of Research Jones Lang LaSalle (JLL) Yunus Karim berencana akan membagikan data terbaru mengenai penjualan properti di Indonesia untuk Triwulan II 2025. Meski begitu, Yunus mengatakan saat ini pihaknya masih menggodok data tersebut dan rencananya akan dibagikan pada Agustus mendatang.
"Untuk hasil dari triwulan kedua (2025) kami masih dalam tahap finalisasi data, dan akan mengadakan media briefing di bulan Agustus," papar Yunus dalam pesan singkatnya.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu kasih jawaban. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(ilf/ilf)