Kebijakan tarif baru oleh Amerika Serikat akan segera diberlakukan. Menanggapi hal itu, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyusun langkah strategis bersama pemerintah untuk memperjuangkan tarif preferensial bagi ekspor produk mebel dan kerajinan asal Indonesia.
HIMKI sepenuhnya mendukung upaya menguatkan daya saing ekspor nasional sebagai bagian dari perjuangan bersama dunia usaha. Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur mengatakan penetapan tarif yang lebih rendah dibanding negara pesaing seperti Vietnam dan Malaysia akan membuka peluang strategis bagi Indonesia.
"Dengan dukungan kebijakan tarif yang tepat, Indonesia bisa menarik investasi global, menciptakan 5 hingga 6 juta lapangan kerja baru-baik langsung maupun tidak langsung-dan meningkatkan ekspor mebel-kerajinan menjadi US$ 6 miliar dalam lima tahun ke depan," ujar Abdul Sobur dikutip dari keterangan tertulis, Senin (30/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan kalau tarif ekspor Indonesia lebih tinggi dari negara pesaing, permintaan pembeli akan menurun secara signifikan. Hal tersebut berisiko membuat Indonesia kehilangan momentum untuk bertumbuh serta mengurangi peluang menjadi hub produksi dunia.
Di samping itu, Abdul Sobur mengatakan HIMKI mengapresiasi inisiatif Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan deregulasi secara menyeluruh. Menurutnya, momentum tersebut perlu dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai hambatan yang dihadapi pelaku usaha, khususnya eksportir mebel dan kerajinan.
Ia pun menilai proses deregulasi sebaiknya mengacu pada praktik negara pesaing utama. Hal ini agar regulasi yang dihasilkan benar-benar kompetitif dan adaptif terhadap dinamika ekonomi global.
Lebih lanjut, Abdul Sobur menegaskan kebijakan tarif bukan sekadar soal angka, melainkan menyangkut nasib jutaan pekerja dan masa depan industri strategis nasional.
"HIMKI siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendorong pertumbuhan industri mebel dan kerajinan menuju pangsa pasar global. Dengan langkah bersama yang solid, Indonesia bisa menjadi pusat produksi dunia dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional ke level dua digit," tuturnya.
Kemudian, Abdul Sobur menyampaikan lima usulan strategi utama HIMKI untuk mendukung upaya pemerintah sebagai berikut.
1. Diplomasi Tarif Ekspor
Presiden Prabowo Subianto diharapkan dapat menegaskan kembali bahwa Indonesia merupakan mitra strategis jangka panjang bagi Amerika Serikat. Lalu, Indonesia juga siap menjalankan konsep trade balance yang adil dan berkelanjutan.
2. Diversifikasi Pasar
Mempercepat penyelesaian perjanjian strategis seperti IEU-CEPA dan membuka akses ke pasar BRICS dan Timur Tengah melalui misi dagang aktif.
3. Reformasi Ekosistem Ekspor
Mendorong pembebasan SVLK untuk produk hilir, penyederhanaan prosedur karantina, dan percepatan layanan logistik ekspor.
4. Insentif Fiskal bagi Eksportir
Membebaskan PPN ekspor, mempercepat restitusi, dan pembiayaan dengan bunga rendah di bawah 6 persen, serta insentif pajak penghasilan bagi eksportir yang berkontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja dan perolehan devisa.
5. Perlindungan Pasar Dalam Negeri
Melindungi potensi pasar domestik yang menjadi target negara-negara produsen mebel terkuat. Mengetatkan importasi adalah antisipasi sekaligus buffer untuk substitusi pasar ekspor apabila terjadi penurunan volume ekspor ke Amerika Serikat.
(dhw/zlf)