Pemerintah terus berupaya merealisasikan Program 3 Juta Rumah. Selain membangun rumah tapak, nantinya juga akan dibangun hunian vertikal dengan konsep transit oriented development (TOD). Program ini tidak hanya fokus membangun rumah saja, tetapi juga melakukan renovasi hunian.
Mengenai Program 3 Juta Rumah, Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto mendukung penuh kebijakan tersebut. Ia optimis jika Program 3 Juta Rumah dapat tercapai dengan bantuan dari banyak pihak.
Dalam acara Indonesia Economic Prospects June 2025 oleh World Bank, Senin (23/6/2025), Joko juga mengungkapkan kepada pemerintah agar terus mempertimbangkan kebijakan yang diambil. Hal ini agar Program 3 Juta rumah dapat berjalan sesuai target.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu kita semua optimis, tapi kita harus mengimbau kepada pemerintah untuk memastikan sejumlah kebijakan tentang Program 3 Juta Rumah untuk mengatasi masalah backlog perumahan," kata Joko dalam acara tersebut.
Menurut Joko, program tersebut juga perlu melibatkan pihak swasta agar bisa mencapai target, sehingga pemerintah tak hanya berjalan sendiri. Selain mendapat dukungan penuh, Program 3 Juta rumah bisa tercapai jika dikelola dengan baik, mulai dari pengadaan anggaran hingga penentuan regulasi yang tepat.
"Jika program ini di managed secara baik, maka kita juga yakin akan berdampak besar dan luas. Dengan mendapat dukungan penuh dan menjalankan regulasi secara baik, pihak swasta dapat berkontribusi secara signifikan untuk membantu pendanaan dan pengembangan perumahan bagi masyarakat," ujarnya.
Meski begitu, Joko mengaku jika akan ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam menjalankan Program 3 Juta Rumah, terutama dari segi regulasi, komunikasi antar pihak, dan ketersediaan anggaran. Apabila hambatan tersebut bisa diatasi dengan baik, Joko yakin program ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
"Untuk memastikan program ini berjalan baik, penting untuk membuat kebijakan yang mendukung, komunikasi yang efektif, dan menjalin hubungan dengan pemangku kebijakan," jelasnya.
"Setidaknya ada 4 kebijakan utama untuk dapat memastikan program ini dapat berhasil, yakni kebijakan lahan, kebijakan perizinan, pengawasan aturan, dan supervisi," pungkas Joko.
Dalam catatan detikcom, Perum Perumnas telah menyiapkan 1.575 hektare lahan dengan potensi pembangunan 150.152 unit hunian di seluruh Indonesia. Salah satu proyek strategis yang sedang dikembangkan adalah Blok K Pulogebang, Jakarta Timur, yang mencakup lahan 3,1 hektare untuk pembangunan enam tower yang terdiri dari dua rumah susun untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan empat rumah susun apartement sederhana milik (anami), dengan total 5.941 unit.
Terdapat empat langkah strategis yang menjadi fokus utama yang dilakukan oleh Perum Perumnas, yaitu pengembangan kawasan perumahan skala besar, penataan kawasan kumuh secara vertikal, pembangunan hunian berbasis Transit-Oriented Development (TOD), serta pengembangan hunian vertikal perkotaan.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(ilf/das)