Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) mengatakan pihaknya mengundang berbagai asosiasi pengembang dan juga pengembang besar untuk membahas rencana luas minimal rumah subsidi jadi 18 meter persegi. Salah satu yang diajak diskusi adalah bos Lippo Group James Riady.
Direktur Jenderal Perkotaan Kementerian PKP Sri Haryati mengungkapkan bahwa sejak awal Kementerian PKP mengundang seluruh pihak untuk membahas soal luas minimal tanah dan bangunan rumah subsidi.
"Nah, karena beliau (James Riady) punya pengalaman untuk membuat desain-desain, maka kemudian beliau menyampaikan, ada desain-desain yang menarik," katanya kepada wartawan di Gedung DJKN Kementerian Keuangan, Rabu (11/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari situ, kata Sri, pihaknya membuka untuk para pengembang menawarkan desain untuk rumah subsidi dengan luas 18 meter persegi itu. Ia mengatakan, minggu depan akan membahas khusus terkait desain rumah subsidi dengan luas 18 meter persegi.
Terkait desain rumah subsidi ukuran 18 meter persegi, Kementerian PKP juga akan menggaet Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Ia juga akan menerima masukkan dari berbagai pihak terkait rumah subsidi 18 meter persegi.
"Kita juga akan undang asosiasi lain, tadi sampaikan, redesign, IAI kita libatkan nanti, kita juga akan lakukan itu. Jadi ini adalah proses yang akan kita lalui," ujar Sri.
Sri menegaskan, luas minimal rumah subsidi 18 meter persegi ini hanyalah opsi, bukan untuk semua ukuran rumah subsidi. Rencana ini semua, tutur Sri, belum final. Nantinya, tetap akan ada bangunan rumah subsidi hingga 36 meter persegi.
"(Luas rumah subsidi 18 meter) opsi, jadi bicaranya adalah sekali lagi opsi, bukan mengganti," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, bos Lippo Group James Riady membantah kabar soal dirinya mengajukan usulan luas minimal rumah subsidi menjadi 18 meter persegi.
"Bukan, bukan. Itu adalah permintaan dari kementerian untuk dicari titik masuk yang bisa affordable," ujarnya kepada wartawan usai rapat di gedung DJKN Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025).
"Bukan dari kita," tegasnya seraya masuk ke dalam lift.
(das/das)