Apa yang terlintas dalam pikiran ketika mendengar rumah pendeta justru berhantu? Seperti tidak mungkin ya, tetapi hal tersebut kabarnya benar terjadi di Negara Swedia. Letaknya di Borgvattnet, salah satu desa terkecil di Swedia yang dihuni oleh hanya sekitar 50 orang.
Dikutip dari Farout Magazine, Minggu (18/05/2025), di desa tersebut terdapat rumah bernama Borgvattnet Vicarage yang dibangun pada tahun 1876 dan menjadi tempat tinggal bagi para pendeta. Nils Hedlund, salah satu pendeta yang pernah tinggal, melaporkan kejadian janggal pertama kali di rumah itu pada tahun 1927 pada surat pribadinya. Ia mengalami cuciannya dirobek saat dijemur padahal tak ada angin yang datang.
Sebelumnya, pada tahun 1907, ibu Hedlund bernama Marta meninggal dunia di kamar merah muda. Alih-alih ke pemakaman, ayah Hedlund justru mengubur jenazah ibu mereka di taman rumah. Hal tersebut menuai protes warga dan memintanya menguburkan Marta ke pemakaman gereja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keesokan harinya, saat hendak dikubur, keluarga Hedlund malah menghilang beserta jenazah Marta. Kemudian, Hedlund kembali lagi ke rumah tanpa ayahnya yang sudah meninggal. Sejak itu, Hedlund sering diganggu melalui cucian-cuciannya yang selalu robek saat dijemur.
Tahun 1930, Hedlund meninggalkan rumah dan digantikan oleh Pendeta Rudolf Tangden yang juga mengalami kejadian mistis. Ia melihat seorang wanita tua berjalan ke arahnya. Tangden mendekati lalu mengikuti hingga wanita itu berbelok ke Ruang Ekspedisi dan di ruang itu Tangden tidak mendapati apa-apa hanya kosong dan sunyi.
Setelah Tangden, 6 tahun kemudian ditinggali oleh Otto Lindgren dan istrinya. Mereka mengaku tidak pernah melihat wanita tua yang dimaksud Tangden. Akan tetapi, mereka suka mendengar langkah kaki naik turun hingga pintu terbuka dan tertutup. Puncaknya saat Nyonya Lindgren sendirian di rumah, ia mendengar musik dari balik pintu dapur dan ketika pintu dibuka musik berhenti. Saat Tuan Lindgren pulang pada malam hari, musik terdengar lagi dan ketika pintu dibuka musik berhenti lagi.
Kejadian menyeramkan berlanjut pada tahun 1941 ketika Sekretaris Keuskupan Inga Flodin menginap di rumah tersebut. Ia terbangun pukul 3 pagi melihat tiga wanita yang menatapnya dari sofa seberang tempat tidur. Bahkan, ketika ia menyalakan lampu pun, ketiga wanita tersebut masih di sana dan menatapnya dengan rasa ingin tahu. Flodin menyebut salah satu wanita berpakaian hitam, satu berpakaian ungu, dan satu lagi berpakaian abu-abu. Mereka tampak menunjukkan ekspresi sedih. Bahkan, wanita berpakaian abu-abu memegang setumpuk rajutan di pangkuannya.
Tahun 1945 ketika Pendeta Erik Lindgren pindah ke rumah itu, ia juga mengalami hal gaib. Pada malam pertamanya, ia mendengar perabotan diseret melintasi lantai kamar. Padahal, barang-barangnya belum sampai ke rumah jadi seharusnya tidak ada apa pun di sana.
Malam berikutnya ketika barang-barangnya tiba, ia sengaja meletakkan kursi goyang di sudut ruangan. Ketika ia duduk di kursi goyang dan membaca buku, ia didorong entah oleh siapa sampai terjatuh yang membuatnya tidak pernah lagi menduduki kursi goyang tersebut.
Kejadian angker Borgvattnet Vicarage akhirnya menjadi berita nasional. Pada tahun 1947, Erik bersama beberapa pendeta dan jurnalis memutuskan untuk mengangkat cerita menyeramkan dari rumah tersebut. Akhirnya pada tahun 1970-an, pengusaha lokal melihat peluang dan mengubah rumah itu menjadi penginapan. Satu dekade kemudian, Pendeta Tore Forslund menawarkan untuk menyingkirkan hantu di rumah karena ia merasa ini akibat dari okultisme tetapi ia gagal meyakinkan penduduk setempat bahwa hantu telah diusir.
Saat ini, rumah pendeta masih beroperasi menjadi penginapan bagi wisatawan yang ingin uji nyali. Mereka yang berhasil melewati malam akan menerima sertifikat sebagai tanda keberanian. Wisatawan bisa menyewa satu kamar atau bahkan seluruh area rumah jika sanggup.
(das/das)