Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid mengungkapkan sejumlah tanah negara yang dikategorikan tanah terlantar berpotensi dikelola oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Rencana ini telah ia bahas bersama CEO Danantara Rosan Roeslani.
Tanah terlantar negara tersebut saat ini statusnya dalam pengelolaan Badan Bank Tanah.
"Nah, aset Bank Tanah ini nanti yang memang sedang kami diskusikan. Apakah bisa atau tidak? Diskusi ya. Tadi saya sudah bicara sama Pak Rosan juga untuk dikonsolidasikan dalam Danantara," kata Nusron di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat seperti yang dilansir dari detikFinance, Rabu (7/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nusron menjelaskan tanah-tanah yang saat ini masuk dalam kategori terlantar sebelumnya adalah tanah negara yang dikonsesikan dengan berbagai pihak. Namun, konsesi tersebut tidak diperpanjang sehingga masuk kategori terlantar dan diambil alih oleh Badan Bank Tanah.
"Ini kita lihat. Perintahnya adalah sudah berapa yang sudah pernah dikasih, tapi jatuh tempo dan tidak diperpanjang gitu lho. Nah, ini yang kemudian diserahkan. Biasanya ini masuk kategori tanah-tanah terlantar, diserahkan kepada Bank Tanah," jelas Nusron.
Ia enggan menyebutkan luas tanah terlantar negara yang bakal diserahkan ke Danantara. Sebab, keputusan penyerahan ini masih dalam tahap diskusi dan belum bersifat final.
"Jadi, itu nanti akan kita kajikan. Nanti akan kita kajikan semua, ada berapa, semua yang sudah bisa," kata Nusron.
Ada pun, aset tanah yang saat ini dikelola oleh Badan Bank Tanah mencapai 40.000 Ha. Badan Bank Tanah dalam berbagai kesempatan memaparkan bahwa aset mereka dapat dikelola lagi menjadi lahan pangan, pembangunan pabrik, perumahan, hingga pembangkit energi.
Sementara itu, Presiden Prabowo mengungkapkan aset Danantara sejauh ini telah mencapai US$ 982 miliar atau sekitar Rp 16.118 triliun (kurs Rp 16.420). Setelah aset Komplek GBK dan Kemayoran masuk dalam pengelolaan Danantara, aset badan ini diyakini bisa tembus hingga US$ 1,04 triliun atau sekitar Rp 17.076 triliun.
"Aset Senayan itu kompleks GBK itu nilainya saya diberi tahu pengusaha nilainya US$ 25 miliar dalam 10 tahun lalu. Jadi sekarang mungkin nilainya naik mungkin US$ 30 miliar. Ternyata ada lagi Kemayoran itu 400 hektare lebih, mungkin ya US$ 40 miliar di situ. Nanti itupun kita akan serahkan dikelola Danantara. Berarti sudah mungkin sudah US$ 1,04 Triliun. Belum lagi aset di seluruh Indonesia," papar Prabowo beberapa waktu lalu.
Artikel ini sudah tayang di detikFinance
(aqi/aqi)