.webp)
Properti menjadi salah satu pilihan investasi menggiurkan. Nilainya terus naik, bahkan saat pasar lesu. Para pencari cuan kini tidak hanya mencari hunian, mereka juga melirik properti komersial atau rumah toko (ruko).
Tingginya minat para pembeli diungkapkan Konsultan Pemasaran Properti di Banten Karina Susilaningsih, yang menyebut lokasi, konsep pengembangan dan reputasi developer sebagai faktor penting yang menambah daya tarik terjualnya ruko.
"Selama kita yakin sama lokasinya, konsep pengembangan sekitarnya dan developernya, pasti bagus kenaikan harganya. Feeling juga mesti main. Kalau dilalui banyak orang, padat, aksesnya jadi tumpuan antar kawasan satu dengan kawasan lain, ciamik pasti," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan sebuah contoh, di mana seorang pemilik properti menjual ruko miliknya di Ciputat, Tangerang Selatan seharga Rp 4,5 miliar. Ia membeli ruko tersebut di 2015 lalu secara indent (masih berupa gambar dengan janji serah terima kemudian) seharga Rp 2,4 miliar.
Karina mengakui, harga properti komersial semakin meroket seiring tren berbisnis yang berbanding lurus dengan kebutuhan gaya hidup yang kian kompleks. Harga ruko baru di luar jalan utama sudah di atas Rp 3 miliar.
Sementara itu, ruko yang dibangun di dalam kawasan terintegrasi harganya lebih tinggi lagi. Menurutnya, terbatasnya suplai menjadi penyebab tingginya harga ruko di kawasan tersebut. Ruko yang ditawarkan rata-rata di atas sepuluh unit.
Di Jalan Raya Serpong, Tangerang, ruko berukuran 5 x 15 meter (3 lantai) seluas 187,5 meter persegi, ditawarkan dengan harga Rp 4-4,5 miliar. Dengan tempat parkir sepanjang 12 meter, enam bulan lalu harga ruko dengan ukuran yang sama di salah satu kota baru di wilayah Serpong Utara, Tangerang, harganya sudah mencapai Rp 5,6 miliar.
"Harga sewanya sekitar Rp100-200 juta per tahun. Sebagai perbandingan sewa ruko di BSD, Alam Sutera dan Gading Serpong lima tahun lalu masih Rp 60-100 juta dengan minimal sewa dua tahun," ungkap Karina.
Karina mengatakan, lonjakan harga yang cukup tinggi bukan semata didorong faktor harga tanah yang cukup mahal dan peningkatan kualitas bahan bangunan. Tren orang berinvestasi menjadi sebab lain meroketnya harga ruko. Agar harga sewanya kompetitif, ia menyarankan agar membeli dua ruko kemudian digabungkan.
Terpisah, Presiden Direktur Paramount Land, M. Nawawi menambahkan, properti komersial seperti ruko memang tengah digandrungi. Contohnya ruko yang dikembangkan oleh Paramount Land di kawasan Maggiore Business Loft sudah habis terjual sebanyak 22 unit. Harganya paling murah mencapai Rp 17 miliar.
"Kota Gading Serpong telah berkembang menjadi destinasi populer di Tangerang Raya dan Jabodetabek dengan populasi mencapai lebih dari 120 ribu jiwa (belum termasuk komuter). Kota ini terus bertumbuh secara pesat dengan lebih dari 40 klaster terhuni, fasilitas kota yang lengkap, transportasi umum, jalan boulevard yang dilewati lebih dari 15.000 kendaraan per jam, dan tingkat okupansi bisnis yang sangat tinggi," ujarnya.
Konektivitas dan aksesibilitas Gading Serpong dengan kawasan lainnya di Tangerang Raya dan Jabodetabek membuat kawasan ini semakin terbuka dan mendorong perekonomian Tangerang semakin tumbuh lebih cepat.
Dia menambahkan saat ini tengah menyiapkan commercial district terbaru pada pekan depan, yakni Victoria Central District. Lokasinya persis di tengah Kota Gading Serpong.
(zlf/zlf)
