Terungkap! Ini Alasan Penjualan Apartemen di Jakarta Masih Mandek

Terungkap! Ini Alasan Penjualan Apartemen di Jakarta Masih Mandek

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Senin, 14 Apr 2025 18:00 WIB
Apartemen
Ilustrasi apartemen. Foto: (istimewa)
Jakarta -

Penjualan apartemen di kawasan Jakarta masih stagnan. Salah satu alasannya karena yield atau keuntungan dari investasi di sektor apartemen tidak terlalu tinggi.

Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan, meski ada insentif berupa pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) tidak ada perubahan signifikan dari penjualan apartemen. Dampak PPN DTP justru sangat dirasakan bagi penjualan rumah tapak.

Ia juga menuturkan, yield dari apartemen masih di bawah 4 persen atau sekitar 3,7 persen pada tahun 2024. Jika dibandingkan dengan investasi lainnya, seperti obligasi dan deposito (masing-masing yield 7 persen dan 5 persen), investasi berupa apartemen dianggap kurang menarik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yield apartemen masih di bawah 4 persen ini yang menghambat investor beli apartemen," katanya dalam acara Colliers Virtual Media Briefing yang dilakukan secara daring, Senin (14/4/2025).

Pada kuartal I 2025, penjualan apartemen strata baru 162 unit atau seperempat penjualan sepanjang 2024 lalu yang berjumlah 688 unit. Ferry berpendapat, penjualan apartemen ke depan masih sangat menantang.

ADVERTISEMENT

"Tapi kita lihat ke depan pertumbuhannya akan tetap moderat. Aktivitas pasar juga akan berfokus pada apa yang sudah ada. Developer juga berfokus pada bagaimana cara menghabiskan apa yang sudah ada," tuturnya.

Ferry mengatakan, kondisi ini bisa menjadi catatan bagi para developer yang berencana ingin membangun apartemen untuk lebih mengetahui target pasarnya. Menurutnya, saat ini sebaiknya membangun apartemen yang bertujuan untuk dihuni alih-alih investasi. Sebab, pasar sewa apartemen masih belum membaik sehingga belum bisa menghasilkan yield yang tinggi jika ingin berinvestasi pada apartemen.

Tingkat hunian apartemen sewa turun menjadi 56,8 persen pada kuartal I 2025. Salah satu alasannya karena kebijakan efisiensi pemerintah khususnya pada apartemen yang mayoritas penyewanya dari sektor pemerintah.

Selain itu, penurunan okupansi apartemen sewa karena penundaan keputusan perusahaan karena ketidakpastian ekonomi. Ada juga faktor penundaan perpanjangan sewa karena libur Hari Raya Idul Fitri serta telah berakhirnya masa sewa. Biasanya penyewa baru baru akan aktif menyewa apartemen pada kuartal II 2025.

"Untuk membangun (apartemen) yang baru, perlu diperhatikan apakah segmen pasar atau potential buyer sudah teridentifikasi yang memang membutuhkan itu. Karena kalau mau jual yang fokusnya hanya ke investor itu memang agak sulit," tuturnya.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini




(abr/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads