Siapa sangka ada penginapan khusus pemudik yang tarifnya hanya Rp 15 ribu/hari. Ternyata penginapan itu ada di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur, lho.
Kepala Satuan Pelaksana Operasional Terminal Terpadu Pulo Gebang, Hendra Kurniawan mengatakan terminal tersebut menyediakan penginapan untuk penumpang bus yang tiba terlalu pagi atau ingin datang lebih awal untuk keberangkatan esok harinya. Penginapan ini mengenakan biaya sebesar Rp 15 ribu per orang.
Lantas, kenapa tarif penginapan bisa semurah itu ya? Apakah cukup buat menutupi operasional penginapan?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 67 Tahun 2020, itu diwajibkan kepada penumpang yang ingin menyewa kamar itu per kepala, dikenakan tarif Rp15.000 per kepala, berlaku untuk sekali masuk, berlaku untuk sekali masuk per 24 jam," ujar Hendra di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur, Selasa (25/3/2025).
Hendra menjelaskan bahwa Terminal Terpadu Pulo Gebang telah beroperasi sejak 2016. Pada 2019, gubernur Jakarta menerapkan pola keuangan secara Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk terminal tersebut. Oleh karena itu, terminal masih mengedepankan pelayanan dibandingkan keuntungan.
"Nah, tarifnya itu yang menentukan gubernur. Apabila nanti, kita kan melihat dari pasar juga, nah yang menaiki bus itu dari kalangan mana sih, kan gitu. Jangan sampai harga yang kita tentukan itu berdampak kepada laku atau tidaknya itu penginapan," ucapnya.
Ia mengungkapkan tarif penginapan sebesar Rp 15 ribu/hari sebenarnya tidak cukup untuk membiayai operasional penginapan. Untuk itu, biaya operasional dibantu dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Jakarta. Tarif penginapan pun mendapat subsidi dari APBD.
"Kalau nutup tidak, jelas tidak karena untuk biaya listrik dan pemeliharaan sendiri itu lebih dari itu (pendapatan penginapan)," katanya.
Di samping itu, Hendra mengatakan okupansi penginapan terminal biasanya maksimal 50 persen di siang hari. Menurutnya, okupansi penginapan akan meningkat pada musim mudik Lebaran Idul Fitri ini.
Pada hari biasa, ia menyebut rata-rata penumpang yang datang sekitar 1000-1200 penumpang per hari. Namun, belakangan semakin mendekati lebaran, rata-rata penumpang mencapai 4000 per hari.
"Ya bisa jadi (okupansi meningkat), berdasarkan data yang kita punya bisa jadi itu bisa 70 persen ya maksimal (okupansi penginapan). Maksudnya yang biasanya terisi 50 persen, ini 3 per 4-nya sudah terisi," ucapnya.
Sementara penginapan terisi penuh pada malam hari. Sebab, banyak kedatangan bus dari Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Sumatera yang tiba pada dini hari. Para penumpang pun memanfaatkan fasilitas penginapan sambil menunggu pagi buat melanjutkan perjalanan.
Terpisah, Komandan Regu Operasional Terminal Terpadu Pulo Gebang, Daryanto mengatakan penginapan ini mempunyai 25 kamar. Dari angka tersebut, terdapat 9 kamar pria dan 8 kamar perempuan yang terpisah di Gedung A. Sedangkan sisa 8 kamar untuk pria ada di Gedung C.
"Ruang AC. Dari CCTV pun ada jadi sifatnya aman. Sementara kan masih pakai matras, alhamdulillah sekarang sudah sedikit ditambahin agak bagusan, sudah pakai dipan," kata Daryanto.
Kamar penginapan juga sudah termasuk bantal, seprai, dan stopkontak. Meski sederhana, fasilitasnya cukup nyaman dan lengkap buat harga Rp 15 ribu per orang.
Daryanto menambahkan tarif Rp 15 ribu diperuntukkan untuk satu orang. Satu kamar berisi satu atau dua orang tergantung jumlah kasur di kamarnya.
Harga tersebut sudah termasuk fasilitas WC umum dengan kloset duduk dan urinoar. Namun, bagi yang ingin menggunakan fasilitas kamar mandi dengan shower, ada tambahan biaya Rp 5.000.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(dhw/das)