Rumah yang kotor bisa menjadi sumber penyakit bagi penghuninya. Bahkan beberapa penyakit muncul hanya karena debu yang menempel di tumpukan barang-barang di rumah. Salah satunya adalah sick building syndrome (SBS). Kira-kira apa itu?
Menurut Psikolog Klinis, Ella Titis Wahyuniansari, sick building syndrome merupakan penyakit yang dapat menyerang seseorang yang dipicu oleh kondisi bangunan atau rumah yang kurang sehat dan tak layak.
"Sick building syndrome itu kondisi orangnya yang menempati suatu bangunan kemudian dia itu ada sakit berulang atau terus menerus, tapi nggak tahu sakit apa nih? Itu sick building syndrome," jelas Ella saat dihubungi detikProperti, Sabtu (15/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemicu munculnya sick building syndrome bisa bermacam-macam. Mulai dari debu yang menumpuk di barang yang jarang dipakai, ventilasi rumah yang kurang memadai, rumah yang pengap, rumah yang terlalu dingin, kurangnya cahaya, rumah yang lembap, hingga adanya material berbahaya yang digunakan pada bangunan.
"Kenapa nih seseorang ini kok sakit terus? Nah, mungkin lingkungan. Apakah kualitas udaranya yang buruk, ventilasinya nggak ada, nggak ada cahaya, jadi lembab atau suhunya nggak nyaman, bisa terlalu panas, bisa terlalu dingin, bahan bangunannya yang beracun," sebutnya.
Ia mengatakan penyakit sick building syndrome ini tidak hanya ditemukan di rumah, melainkan pada semua bangunan yang dibangun tak layak. Penyakit ini bisa muncul di kantor, toko, mal, dan lainnya di mana seseorang lama menghabiskan waktu di sana.
Lantas, bagaimana cara terhindar dari sick building syndrome?
Ella menyampaikan agar terhindar dari penyakit ini dengan memperbaiki sumber masalahnya. Misalnya jika sumber penyakit tersebut adalah debu dari tumpukan barang, penghuni rumah harus mengurangi barang-barang yang tidak berguna.
Apabila masalahnya dari cat yang digunakan, panggil tukang untuk mengecat ulang. Jika masalahnya dari ventilasi udara, buat lubang untuk sirkulasi udara atau jika tidak memungkinkan, pasang kipas angin agar ruangan tidak terlalu panas dan lembap.
"Ya berarti kan karena itu ruangan ya, kita harus memperbaiki kualitas bangunannya bagaimana, bahan-bahannya. Kita cari bahan yang tidak akan merusak kesehatan kita. Kemudian kualitas udara dalam building itu sendiri diperbaiki supaya ada ventilasi gitu ya. Terus pencahayaan mungkin," ujarnya.
(aqi/aqi)